Chapter 201 - 202

510 73 6
                                    

"...Kamu lebih suka percakapan. Bukankah kamu mengatakan bahwa tidak ada yang tidak bisa diselesaikan dengan kata-kata?"

Suara anak laki-laki itu terdengar seperti terendam air. Setetes air transparan jatuh di bawah dagu anak itu.

Sekarang Jesse melihatnya, itu bukan air mata.

Dahinya basah oleh keringat, matanya merah, dan demam tinggi naik. Pipinya merah, dan matanya tidak fokus.

Jesse memegangi lengannya yang terhuyung-huyung. Dia tidak pernah melihatnya sesakit ini. Tanpa pikir panjang Jesse memeluknya dan berdiri.

Jubah bulu Pangeran terseret di lantai.

"...Jangan menghindar."

"Aku tidak akan menghindarimu lagi. Aku minta maaf."

Saat dahi yang panas terbakar menyentuh bahunya, penyesalan memenuhi hati Jesse seperti air pasang.

Pada saat itu, hanya satu kalimat yang melayang di benaknya.

'Cara mengatasi demam adik laki-laki umur 5 - 7 tahun.'

Jesse mulai meminta binatang suci untuk mengambilkan handuk dan air untuknya. Dia membaringkan Cedie di tempat tidurnya dan membuka lingkaran suci.

Anak itu sudah tidak sadarkan diri.

Itu adalah penipisan eter, tetapi karena ini musim dingin, Jesse takut Cedie akan kedinginan jadi dia akan meminumkan obatnya.

Ketika Jesse membuka meja samping, dia terhuyung.

Hal itu karena sejumlah besar eter telah menyelinap keluar tubuhnya.

Ttuksim menatapnya dengan mata cemas.

Jesse tersenyum pada burung wren itu untuk meyakinkannya.

Jesse mulai menggunakan handuk untuk menyapu wajah dan leher anak itu. Dia membuka kancing kemeja dan apa yang dilihatnya membuatnya marah.

Cedric tidak pernah menggunakan liontin itu. Liontin dengan eternya masih bersinar terang di bawah kemeja.

Orang gila. Mengapa kamu tidak menggunakan benda ini dan berakhir seperti ini?

Apakah ini benda sekali pakai? Jika kosong, aku akan mengurusnya dan mengisinya kembali, tetapi mengapa kamu menyimpannya daripada menggunakannya.

Haruskah aku menggambar tanda daur ulang di bagian belakang?

Jesse menyesalinya dan terus menggerakkan handuk.

* * *

Cedric's POV

Ceddic terbangun saat fajar.

Ini bukan kamarnya.

Tubuh di balik kemeja itu adalah tubuh aslinya, bukan milik Cedie.

Dia membuka tirai dan melihat Jesse tidur di sofa dengan para binatang suci di bawah lapisan selimut.

Kemudian seekor burung wren terbang ke meja di sampingnya.

Ada nampan berisi air, handuk basah, dan obat-obatan.

Dia melihat kertas dengan catatan tertulis di atasnya.

'Pukul 02.30, sedikit demam, masih menyerap eter.

Pukul 03.00, panas hampir berakhir, membutuhkan sedikit eter, pernapasan stabil.'

Mata hitam menatap burung wren dan memiringkan kepalanya.

SMPU/TWSB SummaryNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ