Chapter 205 - 206

504 72 6
                                    

Jesse's POV

Hari sudah gelap ketika mereka tiba di wilayah Baron. Wilayah itu kecil. Lampu sihirnya juga tidak banyak.

Pasangan Baron yang mengenakan pakaian sederhana langsung menyambut mereka.

Jesse gugup. Dia tidak ingin pasangan itu melihatnya dan menghancurkan hati mereka.

Baron, Fabris Bellang menyambut mereka dan istrinya, Anne mengikuti.

Cedric menjawab dengan mengangkat dagunya dan Christelle menyambut mereka dengan cerah.

Akhirnya Jesse menyapa mereka dan mengucapkan terima kasih atas undangannya.

Pasangan itu menatap wajahnya. Mata mereka penuh kehangatan dan kasih sayang.

Mereka adalah orang-orang yang mengirim dua putra mereka kepadanya dan kehilangan mereka pada saat yang sama.

Fabris berterima kasih padanya karena menerima undangan mereka dan mengulurkan tangannya.

Jesse juga mengulurkan berpikir bahwa dia meminta jabat tangan tapi...

Baron meraih tangannya dan menyentuhkan dahinya ke punggung tangan Jesse.

Sebuah doa kecil bisa didengar.

Istrinya mengambil alih tangannya yang lain dan mengikuti Baron. Dia berbisik bahwa putra mereka akan senang dengan kehadirannya.

Lalu mencium tangannya.

Jesse senang pasangan itu tidak sedih dengan melihat wajahnya.

Baron kemudian memperkenalkan putri mereka, Elodie. Dia tampak berusia sekitar 20 tahun.

Kucing di lengannya mengeluarkan suara.

Demy menegakkan kepalanya seolah dia penasaran.

Jesse menyambutnya kembali dan menanyakan nama si imut (kucing).

"Ya ampun. Ini Elodie. Maksudku. Orang ini..."

Kucing belang tiga melompat keluar seolah-olah dia tidak tahan dengan pemiliknya lagi.

Putri Baron hampir menangis dan berlari mengejar kucing itu.

Nama kucing itu adalah Coco.

Baron meminta maaf, mengatakan putrinya masih belum dewasa.

Cedric memotongnya dan menyuruh mereka segera masuk. Sekilas terdengar seperti dia tidak nyaman, tetapi Jesse sekarang bisa menafsirkan sikapnya dengan terampil.

Maksudnya kira-kira adalah 'Mari kita istirahat karena itu akan melelahkan bagi semua orang.'

* * *

Jesse bangun keesokan paginya.

Dia tidur dengan nyaman bahkan di rumah orang asing. Dia bisa mendengar suara anak-anak kecil berbisik.

"Wah, cantik!"

"Sssttt."

"Bukankah itu malaikat?"

"Matanya benar-benar ungu."

Mata berwarna-warni terlihat melalui celah pintu.

Jesse tersenyum.

Kemudian sebuah suara lembut terdengar melalui lorong.

Terdengar suara lari di koridor dengan teriakan anak-anak.

Jesse tertawa ketika Benjamin masuk.

Benjamin meminta maaf, dia tidak bisa menghalangi anak-anak masuk karena mereka seperti keluarga bagi pasangan Baron.

SMPU/TWSB SummaryOnde as histórias ganham vida. Descobre agora