BAB 13 : Bersikap selayaknya teman

6.4K 371 14
                                    

••• Happy Reading •••

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

••• Happy Reading •••

Gia tengah berada di lokasi proyek kedua guna memantau sampai sejauh mana pembangunan taman kota impiannya berjalan. Kali ini Gia benar-benar berhati-hati dengan tak mendekati alat berat atau apa pun yang berhubungan dengan beton atau pun barang yang membahayakan lainnya. Ia masih trauma.

Sesekali Gia bertegur sapa dengan para pekerja serta mengobrol banyak dengan mereka mengenai rancangan taman kota tersebut.

Setelah di rasa cukup karena hampir 1 jam lamanya Gia berada di lokasi dan Gia juga masih ada urusan lain, Gia pun pamit pada mereka.

Dalam perjalanan menuju kantor berkali-kali Gabriel menghubunginya tapi Gia abaikan. Gia mencoba membiasakan diri menjauh dari Gabriel setelah 10 hari lamanya Gabriel mengabaikannya.

Gia kesal. Gia marah karena diabaikan di saat ia tak tahu menahu apa kesalahannya yang membuat Gabriel bersikap secuek ini padanya.

Gia merasa Gabriel benar-benar aneh dan sikapnya sulit di prediksi. Mengingat ia masih terlibat project kerjasama, Gia berjanji jika kelak bertemu dengan Gabriel lagi, ia akan bersikap berbeda. Ya, ia hanya akan berbicara dengannya untuk urusan project semata, tidak dengan masalah pribadinya.

***

"Nggak di angkat-angkat, Gio," jelas Gabriel. "Gue rasa dia marah sama gue karena gue nggak ngabarin dia dan gue nggak balas chat dia."

Giovanni mengendikkan bahunya.

"Beneran Gio, gue benar-benar sibuk. Nyampe hotel gue langsung istirahat dan begitu seterusnya, setiap hari. Kalau lo nggak percaya, lo bisa tanya Jenie."

"Lo ngapain jelasin hal ini sama gue? Emang gue Gia?" gerutu Giovanni. "Salah lo sendiri kenapa nggak balas chat dia sama sekali."

"Jadi gue salah ya?"

"Pinter."

"Tapi kan gue sama dia cuma temenan. Apa harus setiap saat gue ngabarin mengenai apa aja yang gue lakuin?"

"Nah ini nih. Lo bisanya cuma ngebaperin adik gue doang." Giovanni berdecak. "Wanita itu butuh kepastian, El. Kalau lo cuma nganggap Gia teman, please... bersikap selayaknya teman."

Gabriel mengernyitkan dahi. Selama ini ia memang bersikap selayaknya teman. Apa ada yang salah dari sikap dan perbuatanya pada Gia selama ini? Tunggu! Dari penuturan-penuturan Giovanni kenapa terdengar seperti Gia menyukainya. Apa benar demikian?

Tanpa sadar Gabriel tersenyum sangat tipis.

Giovanni kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat terjeda. Ia geregetan. Gabriel benar-benar tidak peka. Giovanni kasihan pada adik bungsunya yang belakangan ini terlihat uring-uringan, sering melamun dan menyendiri di kamar. Tidak seperti Gia yang biasanya. Vanilla bahkan bertanya padanya, apakah pekerjaan Gia sangat berat sampai-sampai membuat Gia seperti ini?

Behind Your Smile [COMPLETED]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu