BAB 37 : Rasa bersalah

23.3K 706 24
                                    

••• Happy Reading •••

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

••• Happy Reading •••

3 Minggu kemudian...

Gabriel terbaring lemah di kamarnya. Meski matanya terpejam tapi mulutnya terus meracau tidak jelas.

"Nana... Gia... jangan."

"Jangan, Na... jangan."

Ekor mata Gabriel mengeluarkan air mata kemudian Gabriel pun membuka matanya. Lagi dan lagi ia bermimpi buruk tentang Nana. Belakangan ini mimpi buruk itu kerap kali hadir dalam tidurnya.

Dalam mimpi tersebut Nana menunjukkan kebencian yang teramat sangat padanya. Nana seolah ingin meninggalkan pesan padanya bahwa ia tidak membenarkan apa yang Gabriel lakukan.

Sudah tiga hari tiga malam Gabriel sakit dan tidak ada satu orang pun yang tahu kecuali Yasmin yang kini tengah mengompres dahinya.

Gabriel tersenyum kala melihat Yasmin.

"El, apa perlu aku panggil Dokter lagi buat meriksa kamu? Panas kamu nggak turun-turun," ucap Yasmin khawatir.

Gabriel menggelengkan kepalanya. "Nggak perlu, aku akan segera membaik hanya tinggal beristirahat saja."

Yasmin menghela napas dalam-dalam. Ia yakin sakit Gabriel tak kunjung sembuh karena belakangan ini Gabriel banyak pikiran.

Setelah kejadian Gia yang hampir di nodai oleh dua orang anak buahnya, Gabriel sering melamun dan menyendiri. Gabriel terlihat seperti merasa bersalah dengan kejadian tersebut tapi saat ditanya ia mengatakan bahwa Gia memang pantas mendapatkannya.

"Yasmin, terima kasih." Gabriel tersenyum hangat pada Yasmin.

"Maaf karena sudah melibatkan kamu dengan masalah rumah tangga aku dan Gia." Gabriel menggenggam jari jemari Yasmin kemudian menepuk-nepuknya.

"El, aku ke bawah dulu, mau ganti air kompresannya lagi."

Gabriel menganggukkan kepalanya.

Yasmin pun turun ke dapur untuk mengganti air kompresannya.

Saat berpapasan dengan Bi Sukma, Bi Sukma seolah tak pernah menganggap Yasmin ada. Jika ditanya pun Bi Sukma seolah sengaja tidak ingin mendengarnya. Bi Sukma terang-terangan menunjukkan rasa tidak suka padanya.

Yasmin pernah mencuri dengar kasak-kusuk antara Bi Sukma, supir dan penjaga keamanan di rumah mewah tersebut. Mereka serentak menyebutnya dengan nama pelakor, tidak tahu malu, muka tembok, wanita murahan perusak rumah tangga orang dan masih banyak lagi julukan buruk lainnya untuknya.

Tapi Yasmin tidak mau ambil pusing dengan semua itu. Selama Gabriel masih membutuhkannya maka ia akan tetap berada di sisi Gabriel terlebih kini Gia menjauhi Gabriel. Ini memang resikonya karena sudah bersedia terlibat dengan Gabriel dan Gia.

***

Yasmin membenahi selimut yang menutupi tubuh Gabriel. Setelah minum obat, Gabriel pun akhirnya tidur.

Behind Your Smile [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora