BAB 45 : Mode jealous

21.6K 658 18
                                    

••• Happy Reading •••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••• Happy Reading •••

Gabriel menopang dagunya memperhatikan Gia yang masih tidur pulas. Gabriel merasa ada kelegaan sekaligus kebahagiaan tersendiri di hatinya karena sudah mengungkapkan isi hatinya pada Gia.

"Terima kasih sudah bertahan dengan keegoisan ku." Gabriel tersenyum kemudian mendaratkan kecupan singkat di dahi Gia.

Gabriel merapikan anak rambut yang menutupi wajah cantik Gia. Sesekali Gabriel membenarkan posisi selimut yang menutupi tubuh Gia yang turun ke bagian dada saat ada pergerakan-pergerakan kecil dari Gia. Gabriel pikir Gia akan bangun tapi nyatanya Gia hanya merubah posisi tidurnya saja.

Melihat bibir Gia yang setengah terbuka membuat Gabriel teringat pada percintaan panas mereka semalam, pada saat Gia membalas ciumannya dan saat Gia menggumamkan namanya.

Sungguh, hanya dengan membayangkannya saja membuat gairah Gabriel kembali bangkit. Ahh, rasanya ia ingin mengulanginya lagi dan lagi.

Drrtt!! Drrtt!!

Ponsel Gabriel di atas nakas bergetar hebat. Gabriel meraih ponselnya untuk melihat nama si pengirim pesan. Gabriel terlihat menimang-nimang untuk membacanya atau menghapusnya saja.

Gabriel meletakkan ponselnya kembali di atas nakas tanpa membaca pesan dari mertuanya, Sean Miller Aditama. Tanpa membacanya sekali pun, ia sudah tahu Sean mengajaknya bertemu kemudian berbicara mengenai apa yang sebenarnya Gabriel inginkan.

Sepuluh menit kemudian, Gia membuka matanya. Dan yang ia lihat pertama kali adalah wajah tampan Gabriel tengah tersenyum padanya.

"Pagi, baby."

"Pagi El." Gia mengucek-ngucek matanya.

"Kamu lapar? Mau aku buatin sesuatu?" tawar Gabriel lembut.

Gia menganggukkan kepalanya.

"Tapi itu nggak gratis."

"Kalau gitu nggak usah. Aku bisa minta Bi Sukma, aww!!" Gia memekik kaget kala Gabriel menyingkap selimut dan masuk ke dalamnya kemudian menciumi perutnya.

"El. Aku lapar."

"Sebentar baby..." Gabriel menunjukkan kepalanya keluar dari dalam selimut tepat di depan wajah Gia kemudian mendaratkan kecupan singkat di bibir Gia.

"Setelah ini apa pun yang kamu akan aku penuhi."

"Apa pun?" ulang Gia seraya berpikir.

Gabriel menganggukkan kepalanya dan kembali mendaratkan kecupan-kecupan kecil di bibir Gia.

"Anggap aja ini bayarannya." Gabriel kembali melanjutkan aktivitasnya yang tadi sempat terjeda, mencumbui setiap inci tubuh Gia. Sepertinya menggoda Gia dan bercinta dengan Gia seperti ini akan menjadi rutinitas wajib yang menyenangkan yang akan ia lakukan setiap paginya.

Behind Your Smile [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang