BAB 32 : Hidup dan mati kamu milikku

14.5K 494 19
                                    

••• Happy Reading •••

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

••• Happy Reading •••

Setelah mendapatkan informasi dari resepsionis perihal Gibran, Gia berlarian menuju ruang rawat Gibran. Ia datang tidak sendirian melainkan bersama Gabriel.

Ceklek!!

"Kak Gibran." Mata Gia berkaca-kaca saat masuk ke ruang rawat Gibran di susul Gabriel dibelakangnya.

Di sana sudah ada Vanilla, Gabby dan Giovanni.

"Mama, apa luka Kak Gibran parah?" tanya Gia khawatir.

"Seperti yang kamu lihat, sayang," jawab Vanilla apa adanya.

"Kak Gibran, yang mana yang sakit Kak?" tanya Gia khawatir menelisik tubuh Gibran dari atas sampai bawah.

"Nggak ada Gia, ini cuma luka ringan," jawab Gibran santai meski pun kaki dan tangannya di balut perban.

Vanilla memukul pundak Gibran karena tak setuju dengan pendapat putranya. "Luka ringan apanya. Kamu bahkan nggak bisa jalan karena pergelangan kaki kamu ada masalah dan kamu harus rutin terapi supaya kembali bisa berjalan normal."

Gia membekap mulutnya kemudian menatap tajam Gabriel dengan penuh amarah.

Gibran terkekeh pelan. Ia hanya tidak ingin Gia dan yang lainnya khawatir padanya terutama Gabby, tunangannya yang menungguinya semalaman bahkan hingga saat ini Gabby belum beristirahat.

"Kak Gibran, maafin Gia karena telat datang. Gia baru tahu pagi tadi kalau semalam Kak Gibran kecelakaan."

"Kakak tahu. Gio bilang untuk jangan ganggu kamu dulu," balas Gibran dengan candaannya.

Giovanni dan Gabriel saling melempar pandangan. Giovanni tersenyum tulus tapi tidak dengan senyuman Gabriel. Ada kemarahan yang teramat sangat di balik senyuman tersebut.

Giovanni yakin berkat rape drug yang ia campurkan ke dalam minuman Gabriel, kini Gia dan Gabriel sudah berbaikan.

Gia termangu. Ia mengerti kenapa Giovanni mengatakan hal tersebut pada Gibran. Mereka pasti mengira bahwa pernikahannya bersama Gabriel berjalan selayaknya pernikahan pada umumnya.

Tadinya Gia ingin berbicara empat mata dengan Giovanni untuk memperingatinya untuk jangan ikut campur dengan rumah tangganya namun ia urungkan saat Gabriel memintanya untuk jangan mengatakan apa pun pada Giovanni. Jika tidak, Giovanni akan curiga pada mereka.

Sekedar informasi bahwa sepanjang perjalanan menuju rumah sakit Gabriel mengancamnya dengan ancaman-ancaman yang membuat Gia tak bisa untuk mengatakan tidak pada keinginan Gabriel. Jika ia melawan sedikit saja atau jika ia mengatakan tidak pada permintaannya, maka taruhannya adalah keluarga tercintanya.

Behind Your Smile [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora