BAB 14 : Video call

5.8K 336 15
                                    

18+

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

18+

••• Happy Reading •••

"Kak Gio, sekali lagi aku tanya. Tepatnya Gerald ada di mana?" Gia terus mendesak Giovanni agar mengatakan kejujurannya.

"Kakak bersumpah atas nama Mama dan Papa, Kakak nggak tahu Gerald ada dimana? Gerald menghilang nggak lama setelah kamu ke Barcelona." Giovanni tak habis pikir, bisa-bisanya Gia menanyakan Gerald padanya, sepagi ini.

Gia memicingkan matanya. Dilihat dari tatapan mata Giovanni dan gerak-gerik Giovanni yang tidak mencurigakan, sepertinya Giovanni mengatakan kejujuran.

"Kalau udah tahu dimana Gerald, Kak Gio harus banget kasih tahu aku."

Gia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Setelah Gio menganggukkan kepalanya, Gia bangkit dari duduknya kemudian melenggang pergi ke luar dari ruangan Giovanni.

Sejujurnya Gia merasa heran karena Bram sulit sekali dihubungi. Nomor ponselnya tidak lagi aktif. Padahal Gia ingin mencari tahu keberadaan Gerald melalui bantuan Bram. Selama ini Bram, mantan anak buah Papanya itu memang paling bisa diandalkan.

Setelah memastikan Gia pergi dan menutup pintunya dengan benar, Giovanni merogoh ponsel di saku celananya kemudian menghubungi seseorang.

"Lo bisa kerja nggak sih?! Nyari Gerald aja nggak becus. Ini udah berapa minggu?" Giovanni mengumpat marah pada orang kepercayaannya di seberang telepon sana.

"Maaf Pak Gio tapi Gerald itu benar-benar licik dan licin, dia—"

"Apa kalian masih di Cappadocia?"

"Ya, Pak Gio."

"Mau berapa lama lagi, huh? Sebar orang-orang lo di seluruh wilayah Turki. Pokoknya gue nggak mau dapet kabar buruk lagi tentang Gerald. Paham?!" Gio mengakhiri panggilan teleponnya secara sepihak.

Gio berpikir keras mencari keberadaan Gerald. Terakhir kali Gerald terpantau berada di Peru tapi setelah itu ia kecolongan. Gerald menghilang tanpa jejak hingga saat ini dan baru belakangan ini anak buahnya mendapati Gerald tengah berada di sekitaran Cappadocia.

***

Tiga hari berturut-turut Gabriel mengajak Gia nonton di bioskop yang terletak di salah satu pusat perbelanjaan yang letaknya tak jauh dari kantor. Keduanya benar-benar seperti magnet, menempel satu sama lain dan susah sekali dipisahkan.

Biasanya setelah nonton, mereka makan bersama, menghabiskan waktu berdua selayaknya pasangan kekasih pada umumnya meski Gia belum memberikan kepastian.

Hari pertama nonton, sepanjang film di putar, Gabriel hanya menggenggam tangannya.

Hari kedua, sepanjang film di putar Gabriel memeluk Gia.

Dan hari ketiga, Gabriel menciumnya. Tapi bukan di dalam teater melainkan di dalam mobil yang terparkir di parkiran saat akan mengantar Gia pulang.

Behind Your Smile [COMPLETED]Where stories live. Discover now