BAB 28 : Sesuatu yang hilang

14.5K 541 17
                                    

BAB ini sebagai pengganti double update yang semalam. Ternyata antusiasme kalian nungguin update-an cerita ini.... ya lumayan lah, bikin aku semangat update nya :)))

 ya lumayan lah, bikin aku semangat update nya :)))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••• Happy Reading •••

Sean, Vanilla, Giovanni dan Gibran tengah makan malam bersama. Seperti malam-malam sebelumnya obrolan mereka tak jauh dari pekerjaan dan juga keseharian mereka. Namun saat Sean mengatakan bahwa Gia pernah meminta bantuan pada Bram untuk mencari informasi mengenai Selena dan Nana, sontak Giovanni, Gibran dan Vanilla terkejut setengah mati.

"Terus apa yang Bram katakan pada Gia perihal Selena," tanya Vanilla penuh selidik.

"Bram mengatakan semua akses dan segala hal yang menyangkut Selena nggak terdeteksi. Selena nggak ada di kota manapun. Selena dan keluarganya menghilang tanpa meninggalkan jejak," jawab Sean.

"Terus apa Gia masih nyari informasi mengenai Selena sampai sekarang?"

Sean menganggukkan kepalanya. "Sampai saat ini pun Gia sering menghubungi Bram untuk menanyakan hal ini."

Giovanni, Gibran dan Vanilla saling melempar pandangan.

"Itu artinya Gia akan terus menanyakan hal ini sampa dia tahu dimana Selena berada." Gibran menyimpulkan dan semua setuju dengan pendapat Gibran mengingat betapa Gia dan Selena sangat dekat.

"Lalu Nana," ucap Giovanni. "Bagaimana Gia bisa tahu tentang gadis itu, Pa?"

"Apa belakangan ini Gia ketemu teman-temannya terus mereka keceplosan dan menceritakan perihal Nana?" tebak Vanilla.

Sean menghela napas panjang. Ini lah yang sesungguhnya menjadi beban pikirannya jika Gia tahu perihal Nana.

"Papa sudah memanggil Joy dan Egy. Papa bertanya pada mereka dan..." Sean menggelengkan kepalanya. "Nggak ada satupun dari mereka yang ngasih tahu tentang Nana pada Gia."

"Lantas dari mana Gia tahu, sayang?" Vanilla menghela napas khawatir.

"Nanti biar Gio tanya langsung sama Gia, Ma. Mama jangan pikirin hal ini." Gio berusaha menenangkan Vanilla. Kekhawatiran dan ketakutan bercampur jadi satu tersirat dari sorot mata Vanilla. Sebagai seorang ibu ia khawatir Gia akan terus mengorek informasi yang seharusnya tidak ia ketahui.

Dan panjang umur. Tak lama setelah obrolan mengenai Selena dan Nana berakhir, Gia, yang tengah menjadi bahan perbincangan pun datang dan duduk bergabung dengan mereka.

Giovanni mengurungkan niatnya untuk bertanya saat melihat wajah Gia sedang tidak bersahabat. Ia bisa bertanya lain kali meskipun ia amat sangat penasaran.

"Sayang, main ke sini kok nggak bilang-bilang sih?" Vanilla menggenggam jari jemari putrinya.

"Aku udah WhatsApp Kak Gio tapi nggak di balas," jawab Gia.

Behind Your Smile [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang