─ 审 .ೃ 𝘰𝘯𝘦 .°୭̥

3K 237 40
                                    

"selamat datang!"

Suara ricuh di cafe, banyak pelanggan yang berkunjung dan keluar. Pria dengan gaya rambut hitam pekat, di tambah pakaiannya yang stylish bisa memikat orang sekitar.

Dirinya tampak sibuk bermain hp, tangannya dengan lincah mengetik di keyboard digital itu. Kegiatannya terhenti saat seorang perempuan cantik menghampirinya, "ya?" Ucapnya sembari menaikkan satu alisnya.

Perempuan itu tampak malu dan ragu, namun menyodorkan sebuah hp. "Anu.. apakah aku boleh meminta nomermu? Jujur saja, kau menarik perhatianku dari awal masuk cafe." Ucap perempuan itu, pria tersebut terdiam lalu tersenyum tipis sekilas.

"Maaf, aku tidak tertarik dengan wanita." Balasnya singkat dengan nada halus.

Sontak, perempuan tersebut langsung mengangguk paham dan menunduk lalu berjalan kembali ke kursinya. 'hah.. sialan, menganggu saja.' pikir pria itu, pandangannya berganti kearah televisi yang menyiarkan berita pembunuhan.

"Kembali lagi dengan kasus pembunuhan, kali ini terjadi di lokasi hotel ### dengan korban berinisial.."

Tatapan mata yang tajam tidak berhenti memandangi televisi itu, pria tersebut mendengus lalu mematikan hpnya. Ia beranjak dari mejanya, lalu menaruh uang koin sebagai tip.

Kring!

"Terima kasih, silahkan datang kembali!"

Pria itu melangkah, melewati kerumunan orang dan berjalan kearah gang kecil. Ia menuju ke sebuah tempat yang tidak asing bagi orang sekitar,

Hotel cinta.

"Sulit di percaya, ia meminta bertemu disini." Gumamnya menatap gedung hotel itu dari luar, ia menghela nafas berat lalu masuk ke dalamnya. Hotel yang dihiasi barang-barang unik, sudah tidak membuatnya kaget menatap saat baru masuk.

Pria itu menuju ke arah lift, segera ke lantai 3 secepatnya. Karena ia baru saja berjanjian dengan pria lain, untuk bertemu.

Ting!

Pintu lift terbuka, segera ia berjalan keluar dan menuju ke lorong di ujung. Tepat saat ia sampai, pria dewasa lainnya tampak sibuk bermain hp, "ah.. permisi, apakah anda.." sapa pria tersebut. Sontak, lawannya menghentikan aktifitasnya lalu menatap balik.

"Ya, anda pasti Cho. Kan?" Balasnya, pria awal yang dipanggil Cho itu mengangguk. "Salam kenal, saya Paquito." Lanjutnya, mengulurkan tangannya. Sontak, Cho langsung membalas dan bersalim-an.

'ini akan mudah.' batin Cho, tersenyum tipis sekilas kearah Paquito.

***

Cho duduk di pinggir kasur, dengan tubuh tanpa busana yang hanya ditutup sebuah handuk kecil dibagian pinggang kebawah. Ia memainkan rambutnya yang sedikit basah, karena mandi.

Sekarang giliran Paquito yang membersihkan dirinya dulu, Cho memandangi pintu kamar mandi dari jauh lalu meraih hpnya. 'waktu masih panjang, bisa diselesaikan nanti saja.. mungkin.' pikir Cho kembali.

Cklek.

Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Paquito dengan handuk yang melingkari pinggangnya. "Maaf, apakah kau menunggu lama?" Tanya Paquito, berjalan mendekat kearah Cho. "Tidak, tidak sama sekali." Balas Cho tersenyum simpul.

Cho menaruh hpnya kembali di meja samping kasur, ia berdiri lalu membiarkan handuk yang menutupi bagian bawahnya jatuh ke lantai. "Haruskah kita mulai sekarang?" Tawar Cho, memeluk leher Paquito.

Paquito mengangguk, dan memegang pinggang lawannya. "Mohon bantuannya, Cho." Balasnya, sontak Cho mulai mencium bibir Paquito dengan baik. 'ku rasa.. menjadi pihak bawah sesekali, bukan masalah..' pikir Cho memejamkan matanya.

𝗨𝗡𝗞𝗡𝗢𝗪𝗡 [✓]Where stories live. Discover now