─ 审 .ೃ 𝘵𝘩𝘪𝘳𝘵𝘦𝘦𝘯 .°୭̥

1.6K 157 22
                                    

⚠️18+++
__________

"Jangan memberikan ekspresi seperti itu pada saya, Chou."

Paquito menangkring dengan santai di depan sel khusus milik Chou, sang empunya cemburu manyun kesal dengan tatapan tajam mengarah ke Paquito.

"Kenapa kau tidak menolongku saat digebuk? Itu menyebalkan." Balas Chou ngambek, lalu memojok ke tembok.

Paquito menghela nafas panjang, lalu melihat sekitar. Ia membuka pintu sel, dan menghampiri Chou. "berhentilah bersikap seperti anak kecil, ayo." Ajaknya, lalu berjongkok di hadapan Chou.

Chou menggeleng lalu memendamkan wajah di kedua lututnya, "aku lebih baik disini daripada berkumpul dengan orang tua itu." Ucapnya. Paquito memegang lengan Chou dan membuka mulutnya, namun ia terdiam saat merasakan orang lain dari belakang.

"Tio, ada masalah?" Tanya Saber menatap mereka berdua, Paquito perlahan melirik ke belakang. "Tidak, ketua. Dia hanya, sulit diajak keluar." Balas Paquito secara tiba-tiba menarik kasar Chou agar bangun, "hey! Lepas!" Berontak Chou.

"Diam." Potong Paquito, Chou mengernyitkan dahi lalu ditarik keluar secara paksa. "Kau akan memberikannya yang saya suruh?" Tanya Saber menghentikan langkah Paquito, "Jelas." Balas Paquito dan kembali berjalan.

"Saya permisi, ketua." Lanjut Paquito sopan dan menarik Chou.

Saber tersenyum miring melihat Chou yang ditarik kasar ke ruang interogasi,

Bruk!

"Ukh." Chou memejamkan mata saat Paquito menghempaskan kasar tubuhnya ke atas meja, "ada beberapa hal yang perlu saya bicarakan." Ucap Paquito serius dan mengunci pintu.

Chou perlahan bangun dari sana, lalu duduk diatas meja. "Setidaknya gunakan cara baik." Balasnya, Paquito mendekat lalu berdiri dihadapan Chou.

"Apa saja yang mereka lakukan padamu?" Tanya Paquito langsung.

"..." Chou mengernyitkan dahi, lalu berpikir sejenak. "Banyak." Balasnya, tangan Paquito menepuk paha Chou sembari mengusapnya pelan. "Apakah.. itu membuatmu tidak nyaman?" Tanya Paquito menatap dalam Chou,

Perlahan tangan Chou memeluk leher Paquito, lalu memendamkan wajahnya di pundak. "..ya, sangat.." balas pelan Chou, Paquito mengecup kuping Chou sembari mengusap rambut lawannya.

"Saya ditugaskan untuk memberikanmu pembelajaran, agar bisa menahan diri disini dan menjaga sikap." Ucap Paquito.

Chou menyipitkan mata sembari mengeratkan pelukannya, "apa yang kau inginkan, agar tetap bertahan dalam sel itu?" Lanjut Paquito bertanya.

"Kekasaranmu.." gumam Chou.

Paquito terdiam mendengarnya, lalu melepaskan pelukan Chou. "Katakan sekali lagi." Mintanya, Chou memberikan ekspresi serius. "Kau tau.. akibat sering diberi pelajaran dalam sel bersama para orang tua itu.."

"Tampaknya hard sex mu membuatku rindu." Lanjutnya menjelaskan.

Paquito memberikan tatapan datar, "hard sex? Kau yakin?" Tanyanya memastikan. Chou kembali tersenyum licik khas nya, "ya.. aku butuh hiburan terkadang." Balasnya memancing. Jari jemarinya menggoda Paquito,

"Baiklah, jika kau mau hard sex." Paquito melonggarkan dasinya.

"Akh." Chou terkaget saat Paquito menjambak rambutnya, lalu memaksanya turun dari meja itu. "anggaplah, kau seorang narapidana nakal yang sedang dalam masa dihukum tambahan,"

Bruk!

"Kau paham kan sekarang?" Tanya Paquito melepas dasinya, lalu mengikat kencang kedua tangan Chou di belakang. Chou yang bisa bersender ke meja hanya terkekeh, "tampaknya aku akan semakin nakal.."

𝗨𝗡𝗞𝗡𝗢𝗪𝗡 [✓]Where stories live. Discover now