─ 审 .ೃ 𝘧𝘰𝘶𝘳 .°୭̥

1.4K 176 19
                                    

⚠️ warning!! (18+)
________

"..."

"Selamat pagi, Detektif."

Paquito mengerutkan keningnya, lalu perlahan membuka matanya. Ia langsung terkejut, disambut Chou yang berada diatasnya sembari tersenyum. "Asta- Chou, berhenti menindih saya saat pagi hari." Ucap Paquito jengkel.

Chou terkekeh, "aww, kau malu Detektif? Aku hanya menyapamu dipagi hari saja lohh.." balasnya enteng. Tangan Paquito meraba paha Chou, lalu menariknya. Posisi mereka berubah mendadak.

"Seharusnya ini sambutan pagimu." Balas Paquito menatap serius Chou, yang tindih memberikan ekspresi kaget dan perlahan memerah.

Paquito bangkit dari kasurnya, lalu berjalan kearah kulkas. Chou masih terbaring dengan ekspresi yang sama, "wah.. aku baru tau detektif bisa melakukan flirting juga.." ucapnya. Paquito mendengus lalu meminum segelas air.

"Kau yang memancing duluan." Balasnya menaruh gelas kosong.

Chou terkekeh geli, ia bangun dari kasurnya juga. "Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?" Tanyanya kepo, Paquito mencuci wajahnya. Lalu menghela nafas panjang.

"Kau ingin bersenang-senang kan?" Tawarnya.

"Eum.. yaa.." balas Chou menatap kearahnya, Paquito mengelap wajahnya dengan handuk. "Kalau begitu, kita akan berjalan-jalan." Balasnya, Chou mengangkat alisnya.

"..meh, itu sudah keseharian ku." Tolak Chou.

Paquito mengerutkan keningnya, "benarkah?" Tanyanya. Chou mengangguk sebagai jawaban, "aku selalu berjalan-jalan menikmati waktu, sebelum mencari target baru. Itu hal biasa yang membosankan." Jelasnya sembari duduk di sofa.

"Aku seorang manusia juga kau tau, mana mungkin aku tidak pernah jalan-jalan. Justru, itu alasan aku mendapat banyak korban jiwa.." lanjutnya tersenyum miring.

Paquito menatapnya serius, "kau.. mengamati sekitar bukan?" Tanyanya. Chou terkekeh geli, "ya.. aku selalu mengamati sekitar ku, burung-burung terbang di udara. Penjualan ice cream, pasangan yang sedang bermesraan. Seorang anak kecil yang bermain sepeda, bahkan anak remaja yang membaca sebuah komik." Jawabnya.

"Rupanya kau memiliki mata elang ya." Ucap Paquito.

Chou menatapnya lalu tersenyum manis, "aku bahkan bisa menghitung berapa duit yang ku dapatkan, dalam sekali melihat tubuhmu Detektif." Balasnya. Paquito mengangkat alisnya.

"Jika ku jual ke pasar gelap, mungkin bisa melebihi 1 juta an.. tidak-tidak, mungkin 5 juta lebih.." lanjut Chou berpikir.

Paquito menatapnya, lalu menaruh handuknya. "Heheh, menarik kan?" Tanya Chou bangga, "ya.. saya lebih tertarik lebih sekarang.." balas Paquito mendekat. Chou tersenyum miring, saat Paquito berdiri dihadapannya, "kalau begitu.."

"Mari kita jalani dulu perjanjian."

Paquito memberikan ekspresi datar, "apa yang kau inginkan?" Tawarnya. Chou kembali tersenyum manis.

***

"Ahhn! Umnh!"

Bruk!

"Ouch!" Chou mengeluh, saat tidak sengaja terpentok laci atas. Ia beralih menatap kearah Paquito yang kembali melakukan 'blowjob' untuknya, senyuman licik kembali terukir.

"Hah.. sial.. kamar mandimu sangat sempit, detektif.."

Komen Chou, Paquito mengisap kuat hingga membuat Chou mendongakkan kepalanya. "Ukh-ngh!" Lenguhnya, Chou mengerutkan keningnya. "H-Hah.. detektif.. kau sangat tidak lembut." Ucapnya menatap langit-langit kamar mandi.

𝗨𝗡𝗞𝗡𝗢𝗪𝗡 [✓]Место, где живут истории. Откройте их для себя