─ 审 .ೃ 𝘵𝘸𝘦𝘯𝘵𝘺 𝘵𝘸𝘰 .°୭̥

826 121 34
                                    

Pada pagi hari, Paquito keluar dari rumahnya dengan menggunakan baju hangat. Ia melihat jalannya yang sudah tertumpuk salju, menghela nafas berat.

"Tampaknya ada pekerjaan tambahan." Gumamnya mengambil sekop dirumah.

Paquito mulai menggali salju yang menumpuk, melemparnya ke samping sampai jalanan perlahan terlihat. Ia menengok kearah sebelah, dimana mobil asing berhenti.

Pintu terbuka dan keluarga baru pindah muncul, "Ah mereka ya." Gumam Paquito menatapnya. Salah satu anggota keluarga itu melambai, "Salam kenal tuan! Kami tetangga baru mu!" Sapanya.

Paquito mengangguk sembari membalas lambaian lalu ia kembali fokus membersihkan jalan, sekitar 10 menit lebih akhirnya ia selesai.

Menaruh kembali sekop di rumah lalu berangkat ke kantor polisi, karena ada bukti terbaru mengenai Chou. Ia harus segera melihatnya.

Akhirnya di bulan kedua setelah pencarian Chou, mereka akan menemukan sebuah kebenaran tentang keberadaannya.

Broom, broom!

Mobil hitam itu berangkat menuju ke kantor kepolisian dengan kecepatan sedang, Paquito memasang earphone sebelum mengangkat laporan terbaru dari polisi.

"Detektif Paquito disini." Ucapnya fokus ke jalanan.

"Detektif, kami menemukan jejak kembali. Tapi hanya pakaian saja." Lapor Saber, menengok kearah baju-baju tebal di kediaman lama Chou. Di apartemen yang sama.

"Hanya baju?" Tanya Paquito berbelok arah samping ke jalanan kecil.

"Ya, hanya itu yang didapatkan. Entah apa tujuannya memakan waktu 1 bulan, dan beberapa kali kembali ke tempat yang sama.. bahkan kami tidak bisa menyadari keberadaannya saat di apartemen sampai seseorang menyadarinya." Jelas Saber.

Paquito memperbaiki posisi spion mobilnya, "Ia sengaja melakukan itu, agar kalian lengah. Anda tau kan ia bukan pria sembarang, maka dari itu.. kita harus bisa menjebaknya." Usulnya berhenti di pinggiran jalan.

Cklek.

Paquito keluar dari mobilnya lalu menguncinya, "1 bulan waktu lama, ia pasti sudah sembuh total dari pelariannya tersebut." Lanjutnya berjalan.

Dirinya berhenti disebuah alat khusus musim salju, "Memang benar perkiraan anda, hanya saja kita perlu melakukan cara apapun. Warga mulai resah jika mengetahui ia kembali berkeliaran." Balas Saber.

"Sejauh ini belum ada berita pembunuhan mengenainya, itu sudah sebuah keuntungan." Paquito mengambil beberapa alat kebutuhannya.

"Benar, kalau gitu saya akan lanjut mencari bukti lainnya. Detektif. Kami akan menunggu mu di sini." Saber langsung mematikan sepihak hubungan itu, Paquito menghela nafas berat sembari menaruh barang-barang di kasir.

Setelah berbelanja kebutuhan sejenak, Paquito kembali berangkat ke arah apartemen tempat Chou tinggal.

"Saya yakin, saya semakin dekat." Gumam Paquito memegangi setir mobil dengan tatapan serius.

...

"Ini dia, sweater hitam miliknya yang sengaja di tinggalkan." Saber memberikan sweater milik Chou tersebut kepada Paquito, sang detektif segera mengecek isinya dan merogoh kantong yang ada.

"!!" Paquito menatap kearah sebuah lembar surat terlipat dan flashdisk, "Bukti.." ucap Saber kaget. Paquito mengernyitkan dahi, lalu membuka isi surat ini.

"Aku tau kalian menungguku, kalian memang fans terbaik sepanjang masa. Jangan khawatir, aku baik-baik saja selama ini. Mungkin rasanya lebih bebas tanpa beban seperti sebelumnya, kalian pasti bertanya-tanya kemana keberadaan ku 'kan?

𝗨𝗡𝗞𝗡𝗢𝗪𝗡 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang