─ 审 .ೃ 𝘴𝘦𝘷𝘦𝘯𝘵𝘦𝘦𝘯 .°୭̥

822 123 25
                                    

⚠️kinda 16++
_____

CHOU POV..

Aku mengingatnya, sakit, perih, nafsu, semua bercampur dalam satu. Semua yang ku ucapkan sebagai pelindung diri, bahwa aku mencelakainya karena kesalahannya.

Haruskah aku memberitahu sebuah kebenaran sesungguhnya mengapa aku masuk ke rumah sakit juga?

Aku yakin kalian penasaran...

Bahwa, kebenaran sesungguhnya adalah.. semua ucapan ku pada Detektif bohong. Aku berbohong ke semua orang tentang diriku yang nyaris kehilangan memori masa lalu.

Kenyataannya, aku melakukannya sepenuh kemauan dan kesadaran. Mana mungkin aku membiarkan diriku selalu dihina dan menjadi pelampiasan, maka akan kulakukan hal yang seharusnya mereka dapatkan.

Aku berhasil membunuh sang pelacur, namun tidak dengan boss ini.

Dengan kegilaan yang masih ada, aku rela menyayat dan menusuk tangan serta kakiku hingga darah keluar.

Aku meringis kesakitan sembari menangis, namun setelah itu seringai muncul. Aku langsung terjatuh, dan tidak sadarkan diri. Semua berjalan lancar, aku bangun dengan kondisi di sebuah rumah sakit.

Disitulah semua memori dari masa lalu, perlahan ku kubur. Membuat skenario seakan aku juga korban kekerasan, dan bodohnya orang-orang itu percaya dengan pernyataan ku.

Aku memang sempat di tahan, hanya untuk beberapa bulan. Lalu mereka melepaskan ku, dan disitulah jejak berdarah muncul.

Menakjubkan bukan?

Deru nafasku semakin memburu, pandanganku memburam. Keringat dingin tidak berhenti mengucur, aku mulai merasa akan kehabisan darah.

Aku tidak berharap banyak dengan Detektif, mungkin ini karma dariku karena memanfaatkannya diakhir. Maaf, aku pasti pria menjengkelkan ya.

Bahkan disaat-saat di sekap pun, aku masih membayangkan penis Detektif saat itu. Sial, otak mesum ini memang sulit di ajak serius.

Mataku terus terpejam sekarang, aku lebih baik mati perlahan ketimbang mati saat ini juga. Entah apa yang si Leomord rencanakan selanjutnya, kepalaku tidak bisa berpikir jernih sekarang.

Aku teringat satu hal.. Claude..

Apakah ia akan menolongku kembali? Untuk kedua kalinya?

CHOU POV END..

Brak!!

Claude tergesa-gesa keluar dari mobil di susul Paquito, "seluruh gedungnya gelap total! Mana mungkin mereka ada disini." Ucap Claude ragu.

Paquito tetap tenang sembari melihat sekitar, ia terdiam menatap bekas jejak kaki di tanah yang basah. "Maka jawabannya, bukan di gedung." Balasnya mengikuti jejak, Claude menatap kearahnya.

"Ah, maksudmu mereka ada disekitar gedung? Begitu?" Tanya Claude.

"Kurang lebih begitu." Balas Paquito melirik kearahnya, mereka berhenti di taman yg terbengkalai.

Claude merogoh senter di hp nya, dan melihat kearah jejak yang menghilang begitu saja. "Hm, kemungkinan tempatnya disekitar sini." Ucapnya, kaki Paquito mengacak tanah dengan kasar.

"Atau, tempatnya tepat dibawah kita." Balasnya dan memunculkan besi pengait, Claude reflek membulatkan bibir. Sang detektif berjongkok dan menarik besi pengait itu, hingga terbuka sebuah lubang.

"Apa alasanmu ikut membantuku? Untuk menariknya kembali ke penjara?" Tanya Claude.

Paquito terdiam sejenak, lalu berdeham. "Chou hak milik saya juga, seseorang tidak boleh sembarang mengambil apa yang sudah menjadi milik orang lain." Balasnya lalu masuk ke dalam lubang itu,

𝗨𝗡𝗞𝗡𝗢𝗪𝗡 [✓]Where stories live. Discover now