─ 审 .ೃ 𝘴𝘪𝘹𝘵𝘦𝘦𝘯 .°୭̥

937 113 13
                                    

⚠️kekerasan
______

"..huft..."

"Mnh.."

Chou menatap tajam kearah Leomord yang berdiri di hadapannya, keringat dingin menetes dari wajahnya.

Dor.

Leomord menembak 1 kaki kanan Chou, "MNGHn!!" Chou memberontak kesakitan diatas kursi. Ia mengigit kain yang menjadi penutup mulutnya, semakin erat hingga akan mengoyaknya.

Darah mulai mengalir dari kaki Chou yang diikat dengan kursi kayu, tatapannya menajam dengan air mata mengalir lagi.

"Owh lihatlah, tidak bisa melawan sekarang..?" Tanya Leomord.

"Itu hukuman karena mengkhianati boss mu sendiri." Lanjutnya, menundukkan badan dan memberikan tatapan intimidasi.

Badan Chou bergetar hebat dengan keringat bercucuran, ia menatap heran Leomord dengan mata berkaca-kaca.

Tangan Leomord menarik paksa kain dimulut Chou, "..uhuk! Hah.. hah.." Chou menarik nafas panjang.

"Aku.. tidak pernah mengkhianati mu, KAU YANG MENGKHIANATI KU!!" Teriak Chou dengan tatapan tajamnya.

Leomord memberikan ekspresi kesal, lalu menyekram pipi Chou. "Tidak, kau lah biang dari segalanya. Kau lihat ini?" Tanya Leomord kearah dahinya yang terdapat jahitan,

"Itu ulahmu." Lanjutnya tersenyum licik.

Chou memberontak, lalu mengalihkan pandangan. "Pria bejad seperti kau memang pantas mendapatkannya, jangan beranggapan bahwa aku lah sang antagonis." Balasnya.

"Dan aku, bisa membalaskan semua dendamku juga berkatmu. Terima kasih." Lanjut Chou tersenyum miring.

Walau dalam kondisi yang menyiksa, Chou tetap ingin menunjukkan bahwa ialah pemenang sebenarnya.

Leomord menatapnya datar, "apa maksud dari 'membalaskan semua dendam' mu?" Tanyanya.

Chou meludahkan darah dimulutnya ke lantai kusam, ia mengangkat kepalanya. "Bukankah sudah jelas? Bahkan aku menjadi pembunuh berantai sekarang, berkatmu~" balasnya.

Ckleck.

Pintu terbuka, menampilkan Faramis yang membawa handuk hangat. "Begitu ya, dan saya berterima kasih." Balas Leomord tersenyum miring, lalu merangkul Faramis.

"Berkatmu, saya bisa menemukan asisten yang setia." Lanjutnya.

Chou memberikan tatapan datar, Leomord terkekeh licik dan langsung mencium Faramis dihadapannya. "Tch.." decih Chou,

'membuat mual saja.' batin Chou.

Ia menatap pasangan itu yang masih berciuman, atau mungkin menjadi-jadi? Yang pasti, perasaan Chou campur aduk sekarang. "Hei." Panggil Chou,

"Kalian tidak berniat melakukan seks sekaligus dihadapan ku? Mungkin itu cukup bagus melatih kekuatan imanku." Tawar Chou dengan nada meremehkan.

Mereka berhenti berciuman, Leomord mengepal tangannya kuat. "apakah kamu tidak cemburu Chou? Mengingat masa lalu-" "tidak, terima kasih." Tolak Chou mentah-mentah.

"Aku sudah memiliki pria lain dengan penis luar biasa." Lanjut Chou bangga.

Leomord mengerutkan kening, "apakah ukuran penis itu berguna?" Tanyanya heran. "Ya, jelas. Agar menghindari penis kecil sepertimu." Balas Chou tersenyum manis.

Faramis reflek menahan tawa akibat ucapan frontal Chou, Leomord dibuat jengkel kali ini. Ia mendekat kearah Chou lalu menjambak rambut lawannya, "..ukh." keluh Chou memejamkan mata.

𝗨𝗡𝗞𝗡𝗢𝗪𝗡 [✓]Where stories live. Discover now