─ 审 .ೃ 𝘦𝘪𝘨𝘩𝘵 .°୭̥

1.5K 178 45
                                    

Ting!

Chou memojok di sofa sembari asik memainkan hpnya, chatting an dengan Claude. Entah rencana apa yang ingin mereka lakukan, di tengah malam begini.

Paquito sudah tertidur pulas duluan dikasurnya, namun itu bukan suatu alasan lagi untuk Chou kabur darinya.

Chou mengernyitkan dahi, lalu menunggu jawaban Claude selanjutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chou mengernyitkan dahi, lalu menunggu jawaban Claude selanjutnya. Ia melirik kearah sang detektif yang tertidur, tiba-tiba hp bergetar dengan keras.

Drrt drrt!!

"Bangsat Claude!!" Umpat Chou dengan nada pelan, ia langsung menolak panggilan itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bangsat Claude!!" Umpat Chou dengan nada pelan, ia langsung menolak panggilan itu. "..Chou." panggil Paquito dengan nada beratnya, Chou reflek menengok kearah pria di kasur itu.

"Ah, detektif. Kau terbangun, apakah kau merindukanku?'" sapa Chou tersenyum manis.

Paquito memberikan tatapan malas kearah Chou, "siapa itu.. yang menelfonmu?" Tanyanya dengan nada serak. Chou mematikan ponselnya lalu menghampiri Paquito yang masih terbaring, "hanya orang gila saja, yang fans denganku." Ucapnya asal.

Chou duduk di samping kasur, "kesulitan tidur Detektif? Aku handal membantu orang tidur nyenyak." Tawarnya. Paquito memejamkan mata sekilas, lalu kembali menatap Chou.

"Yang ada saya tidur selamanya."

"Hahah"

Chou terkekeh geli mendengar jawaban Paquito, "tidak tidak, untukmu special Detektif." Ucapnya sembari kembali tersenyum. "Mungkin seperti.. ah-" Paquito menarik Chou ke atas kasur, lalu memeluknya bagaikan guling tidur.

"Tidur, ini sudah malam." Ucap Paquito memejamkan mata.

Chou diam, lalu perlahan ikutan memejamkan mata ia mendusel di antara dada bidang Paquito dan meraba perut Paquito yang masih terbalut kaos biasa, tangan Paquito menghentikan aktifitas meraba Chou.

"Tanganmu sangat nakal."

"Setidaknya aku tidak meraba penis mu, Detektif." Chou masih memejamkan mata dan tersenyum, Paquito menatap kearahnya. "Kau berani?" Tanyanya, "Tidak, tidak berani." Balas Chou dengan nada suram.

𝗨𝗡𝗞𝗡𝗢𝗪𝗡 [✓]Where stories live. Discover now