─ 审 .ೃ 𝘴𝘪𝘹 .°୭̥

1.5K 201 20
                                    

⚠️ warning!! (18+)
_______

Chou menatap kearah Paquito yang membuka resleting celananya, dan perlahan mengeluarkan penisnya. "Hah.." helaan nafas panjang.

Gulp.

Mata Chou membulat, ekspresinya berubah total saat menatap penis itu. 'ukurannya.. gila.' pikir Chou, ia sedikit meremas sprei kasur Paquito. "Kau bilang kau menyukai hot dog kan?.." tanya Paquito menatap datar kearah Chou.

"Y-Ya.. aku memang menyukai hot dog, tapi bukan brarti seperti ini. Lagipula.. tampaknya aku sudah kenyang." Balas Chou.

Perlahan Chou menyengir kaku, dan sedikit mengambil jarak. Tangan Paquito menahan kepalanya, "..kau tau, aku selalu penasaran bagaimana rasanya jika mengulum penis seorang detektif." Paquito mengucap kembali kalimat Chou.

".." Chou terdiam, dan menatap tajam kearah Paquito. 'sialan, dia mengingatnya.' pikir Chou tersenyum miring, "Ayo, lahap sosismu." Perintah Paquito.

"M-Mana mungkin akan muat di mulutku, sial.." dumal Chou, ia memegang paha Paquito dan menatap ragu. Paquito masih menatap serius Chou, 'ini alasan mengapa saya menanggapi semua ucapanmu serius.' pikirnya.

"Ukh-"

Chou terkaget saat Paquito mendorong kepalanya, "coba tunjukkan, bahwa kau mengulum banyak penis itu bukan hanya sebuah ucapan.." ucap Paquito. Chou memberikan tatapan tajam, dan pupilnya tampak bergetar.

Perlahan Chou memejamkan matanya, dan mulai memaju-mundur kan mulutnya. 'terlalu.. sempit, aku sulit melakukannya.' batin Chou, Paquito mengusap pelan rambut Chou.

"Kau tampaknya kesusahan melakukan 'blowjob', ya.. Chou?" Tanya Paquito.

"Ah ya, mulutmu terlalu kecil untuk hot dog yang besar.." lanjut Paquito.

"Mnghh! Hh!"

Chou membuka matanya kaget, saat Paquito tampak memegang wajahnya dan menggerakkan dengan kasar. Tangan Chou menyekram celana Paquito, matanya perlahan berkaca-kaca.

Paquito menatapnya datar, dan masih menggerakkan kasar. "Begini seharusnya kau mengulum." Ucapnya, Chou menatap kearah Paquito dengan tatapan kesal.

Perlahan Paquito mengernyitkan dahi, dan tersenyum miring sekilas. "Bukankah kau menyukainya? Chou?" Tanyanya, Chou tampak mengepalkan tangannya. Lagi-lagi Paquito mendorong kasar kepala Chou, yang berhasil membuat sang bawah tersedak.

Chou langsung mendorong Kaki Paquito, dan mengeluarkan penis dari mulutnya. "Uhuk! Uhuk!" Chou terbatuk-batuk dan memegangi lehernya, ia mengeluarkan air matanya. Paquito berjongkok, lalu menatap kearahnya.

"B-Brengsek juga.. kau, Detektif.." ucap Chou dengan nada serak.

"Hanya mengabulkan keinginan mu disini." Balas Paquito dengan nada ejek.

Chou menelan sisa ludahnya, dan berganti pandangan kearah penis Paquito. 'jika di dalam mulut sudah menyakitkan itu, bagaimana jika dimasukkan kedalam diriku coba..' pikirnya, mata Chou berubah menjadi sayu.

Paquito kembali memasang celananya dan resleting, ia menatap kearah Chou yang masih terbatuk-batuk. "..hah." Paquito beranjak dari sana, lalu mengambil segelas air putih untuk Chou.

"Ini." Ucapnya memberikan.

Chou menatapnya, lalu mengambil gelas itu dan langsung meminumnya pelan-pelan. "Kau benar-benar nyaris.. membunuhku." Ucap Chou, Paquito mendengus sebagai tanggapan.

"Jangan seolah kau tersiksa, kau yang mengeong terus menerus kan?" Balas Paquito berjalan ke meja kerjanya, Chou memberikan tatapan tajam. 'gak salah sih..' batin Chou.

𝗨𝗡𝗞𝗡𝗢𝗪𝗡 [✓]Where stories live. Discover now