─ 审 .ೃ 𝘧𝘪𝘧𝘵𝘦𝘦𝘯 .°୭̥

928 114 6
                                    

CHOU POV..

Brengsek, untuk kesekian kalinya aku akan mengatakan bahwa aku membenci melihat makhluk ini masih hidup.

Setelah masa lalu yang nyaris sepenuhnya telah kulupakan, ia kembali lagi di hadapanku.

Bahkan, kondisinya tampak lebih bagus dari sebelumnya. Seharusnya ia mengalami gegar otak, tapi mengapa ia tampak baik-baik saja?

Aku.. aku.. membencinya..

"Kembalilah pada saya, Chou." Mintanya mendekat, aku mengeluarkan sebuah pisau lipat dan menodong kearahnya.

Ia merupakan.. pria pertama, yang membuatku merasakan sesuatu special antara kita berdua.

Tanganku bergetar cukup kuat, mencoba melawannya yang terdiam menatap dengan tatapan kecewa.

Mungkin dulu kita memiliki hubungan yang erat dan baik, tapi sekarang tidak ada artinya.

Semuanya.. hanyalah omong kosong..

CHOU POV END..

"Jangan banyak bicara, aku tidak ingin kembali lagi padamu. Tidak akan." Tolak Chou terang-terangan, Leomord menghela nafas panjang.

"Kenapa? Padahal, kau adalah asisten terbaik saya pada masanya." Jelasnya, "ya, sebelum kau menghancurkan perjanjian kita." Balas Chou datar.

Leomord menatap datar balik Chou, lalu berjalan mendekat. Chou diam membeku, sampai pria dihadapannya berdiri tegak.

"Saya tau kamu telah melakukan perjanjian dengan pria lain." Ucapnya.

Ekspresi Chou berubah penuh emosi, "lalu, apakah itu sebuah masalah untukmu?" Tanyanya. Leomord memberikan tatapan intimidasi, "tentu, kau berkhianat pada saya."

"Bukankah kita sudah memiliki perjanjian, jangan ada orang lain di hubungan kita?" Lanjutnya.

Kedua tangan Leomord memegang wajah Chou, dan menyatukan kedua kening itu. "Kau yang sudah melanggarnya duluan bangsat, kau melakukan hubungan intim dengan pria lain. Aku tau itu." Balas jelas Chou.

"Itu sebuah kesalahpahaman Chou, saya hanya mencintaimu." Ucap Leomord memejamkan mata.

"...." Chou terdiam, dan menurunkan tangannya yang memegang pisau. Ia menatap wajah Leomord yang dekat itu, perlahan mereka semakin mendekat.

Cup.

Leomord memegang wajah Chou dan mulai menciumnya, Chou reflek memejamkan mata dan memegang pinggang Leomord.

'Kenapa.. aku sangat mudah terpengaruhi..?' pikir Chou membalas lumatan demi lumatan.

Chou mengernyitkan dahi, sekilas mengingat-ingat kejadian yang telah ia lewati dengan Detektif.

"Kenapa kau selalu menyuruhku melakukan ide mesum, Detektif?"

"Karena kau pria mesum, seharusnya kau paham bagaimana kan?"

'Detektif..' sebutan nama itu teringat jelas di pikiran Chou, bukan pria yang ia cium. Tidak. Sama sekali tidak,

Memorinya dengan pria yang ia cium sekarang, sudah tidak ada lagi.

Mata Chou perlahan terbuka, ia melirik kearah pinggang Leomord yang memiliki pistol.

Tangan Chou dengan gesit merampasnya lalu mendorong kasar tubuh Leomord, membuat mereka berhenti berciuman. "Hah.." Chou menarik nafas sembari menodong pistol sekarang,

Dor!

"AKH!" Leomord tertembak di kaki, dan langsung terbanting ke lantai dengan keras. Chou berjalan menghampirinya, lalu menebak kearah lengan kirinya.

𝗨𝗡𝗞𝗡𝗢𝗪𝗡 [✓]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ