─ 审 .ೃ 𝘵𝘸𝘦𝘯𝘵𝘺 𝘧𝘰𝘶𝘳 .°୭̥

848 115 29
                                    

"hah.. ahh.."

Cahaya matahari menembus kaca rumah, Chou dalam kondisi masih tertidur mulai terganggu. Ia mengernyitkan dahi, membuka matanya perlahan.

Cup.

"Mnh.. hh.. Chou..." Paquito yang masih memeluknya sembari menciumi tengkuk dan pundak Chou, "Huh... Jam berapa ini..?" Tanya Chou dengan mata masih setengah terpejam.

"Ini sudah siang hari." Balas Paquito masih meraba area dada bidang Chou, "Rasanya aku masih butuh tidur..." Balas Chou. Tetapi ia merasa aneh di area dalam kasur.

"Mnh.. Detektif.. kau tampaknya belum puas.." balas Chou, kupingnya mulai memerah saat merasakan penis Paquito yang menegang.

Paquito masih menciumi tengkuk Chou, "Kau tau? Bagus juga kepekaan mu." Balasnya dan langsung mendorong badan Chou agar tengkurap.

"Ukh! Anghn! J-Janganh langsung juga- AKH!"

Chou tersentak kaget saat Paquito langsung memasukkan penisnya saat itu juga, "Kau hanya bertahan sekali saja kemarin." "A-Akghn- mnh.. nghn.." Chou memeluk erat bantal.

Paquito menarik pinggang Chou hingga menungging, "Haruskah kita lanjutkan terus hingga lelah?" Tawarnya menyeringai tipis. Chou seketika ketarik saat Paquito mulai bergerak.

"Ahh! Anghn! Nghh, ahh Detektif!"

Mata Paquito memandangi punggung Chou yang tersentak terus menerus, "Ekh! Nghnn mnhn hh! Ahh, akghnn ahh" Kedua mata Chou terpejam erat dan mulai mengeluarkan air mata.

"Kau terlihat lebih manis dengan rambut pirang itu, Chou." Ucap Paquito.

"Dan rasanya.. saya akan terus nge-fuck diri mu tanpa henti." Lanjut Paquito dengan tatapan seriusnya.

...

"Mnhh.. hh.. huft.. huh.." Chou memandangi tangannya yang sedang memegang ujung kasur, membiarkan Paquito yang diatasnya sibuk menciumi area belakang Chou.

'Setelah.. penyiksaan yang ku lalui.. akhirnya ini berakhir..' batin Chou mulai memejamkan mata.

Paquito berhenti, lalu berpindah tempat ke posisi samping Chou. "Kita sudah memakan waktu nyaris 2 jam an." Ucapnya mengusap helaian rambut Chou.

"Huh.. melelahkan.." keluh Chou.

Lagi-lagi Paquito terkekeh, "Maaf ya." Balasnya dan kembali mengusap rambut Chou. "Tapi kau tampak seksi dengan tubuh di lumuri sperma mu sendiri." Lanjutnya menggoda.

Chou mendengus, "Lain kali saat aku masturbasi akan ku rekam lewat vidio agar kau bisa menontonnya." Balasnya. Ia mengubah posisi tidur nya menyamping, membelakangi Paquito.

Cup.

Paquito kembali mengecup tengkuk dan punggung Chou yang masih berkeringat, "Rasanya.. musim dingin kali ini.. tidak seperti musim dingin biasanya.." ucap Chou yang masih memejamkan mata.

"Jujur saja.. aku masih kaget karena.. aku sudah menghabiskan waktuku 2 bulan untuk sendiri." Lanjut Chou bercerita.

Selagi ia bercerita, Paquito hanya mendengarkannya sembari memeluk dari belakang. "Kau tau? Awalnya aku berpikir.. aku tidak ingin kembali kesini.. tapi Claude terus memberikan pesan.. bahwa kau mencariku." Ucap Chou membuka mata.

"Itu membuatku mengingat bahwa aku masih punya hutang budi denganmu."

Paquito berhenti mengecup, lalu memandangi belakang Chou. Perlahan Chou mengubah posisi tidurnya menjadi menghadap kearah Paquito.

𝗨𝗡𝗞𝗡𝗢𝗪𝗡 [✓]Where stories live. Discover now