─ 审 .ೃ 𝘯𝘪𝘯𝘦𝘵𝘦𝘦𝘯 .°୭̥

944 114 11
                                    

cie pd ga paham mksdnya apa
______

"Korban meninggal, dengan cara di tusuk berkali-kali dan dibiarkan kehabisan darah."

Paquito mengecek lebih detail ke jenazah korban, ia menengok kearah Chou yang berdiri.

"Laporan dari dokter." Ucap Chou tersenyum tipis.

"Jam berapa kejadian?" Tanya Paquito, Chou membuka dokumennya. "sekitaran jam subuh atau 1 sampai 2 pagi, diduga saat itu korban sedang lembur.." balas Chou dengan detail.

Paquito mengusap dagunya sekilas, ia berjalan kearah bukti-bukti lain korban dan tanda-tanda dari pelaku.

"Chou, benar 'kan?" Tanya Paquito memastikan.

"Yup, itu nama saya." Balas Chou, Paquito menatapnya datar. "...sudah berapa lama kau bekerja menjadi sekretaris disini?" Tanyanya.

Chou terdiam sejenak, lalu membuka mulut. "Sekitar 2 tahun disini, Tuan." Balasnya tersenyum tipis.

Suasana hening, kedua pria itu hanya bertukar pandang. Paquito berjalan mendekat kearah Chou, lalu berhenti dihadapannya.

Detektif itu sedikit membungkukkan badan, menatap serius Chou. "Apa motifmu sebenarnya?" Tanya Paquito.

"Motif? Apa maksud-"

Bruk!

Paquito menarik kerah Chou, "Jangan pura-pura tidak tahu." Gertaknya. Ekspresi Chou berubah takut, ia menggelengkan kepala.

"A-Aku tidak tahu! Kenapa kau memfitnahku, Tuan?!" Ucap Chou menarik-narik tangan Paquito dengan takut.

"Jangan berbohong! Saya memberikanmu kesempatan terakhir, Chou." Balas Paquito serius.

Tangan Paquito yang lain perlahan terangkat, dan seakan ingin melakukan sesuatu kepada Chou. "..B-Boss!!" Seru Chou takut, memejamkan matanya.

Brak!

Bug!!

"Detektif brengsek!! Apa yang kau lakukan pada bawahan ku?!" Leomord menonjok keras pipi Paquito, lalu menarik Chou ke pelukannya.

"Boss.. dia ingin.. melukaiku.." Ucap takut Chou memeluk sang boss, Paquito hanya memegangi pipinya sembari menatap datar pria di hadapannya.

"Sebenarnya, apa yang anda lakukan? Saya membayarmu untuk bekerja Detektif! Bukan mengancam karyawan saya!" Minta Leomord.

Paquito berdeham sembari menundukkan kepala, "tampaknya ada kesalahpahaman disini, saya tidak berniat untuk membuat Chou takut. Namun, sudah sewajarnya saya mencurigai setiap orang disini." Jelasnya.

Leomord mengernyitkan dahi dan masih merangkul erat Chou, "ada beberapa alasan yang membuat saya mengancamnya." Lanjut Paquito mengangkat kepalanya.

"Pertama, Chou tampak paham dalam kondisi jenazah."

"Kedua, ia tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan atau trauma melihat tempat TKP."

"Dan, ketiga. Menurut laporan polisi pihak, tidak ada dokter yang datang kesini untuk mengecek jenazah."

"CUKUP SEMUA BASA BASI ANDA!" Bentak Leomord, Chou menatap tajam Paquito. "Saya kecewa bahwa Detektif yang saya sewa, merupakan detektif sampah." Lanjutnya.

Paquito mengepalkan tangan, "Maaf, tapi anda sepertinya meremehkan tugas saya." Balasnya tidak terima.

"Ya, memang. Dan saya ingin anda keluar, saya bisa menyewa detektif lain." Perintah Leomord menunjuk pintu keluar.

Paquito menghela nafas berat, ia tanpa mengucapkan sepatah kata langsung berjalan keluar pintu. Leomord beralih ke Chou, "kau tidak apa-apa?" Tanyanya.

Chou mengangguk pelan sembari tersenyum, ia melepaskan pelukannya.

"Aku ingin berbicara sebentar dengan Detektif itu sebelum ia pergi." Minta Chou, lalu berjalan menyusul Paquito.

Leomord mengangguk, lalu menghela nafas.

..

Drap, drap, drap!

"Tuan!"

Paquito berhenti saat Chou memanggilnya di lorong lobby, "..." Ia menatap pria muda itu. "Ada apa?" Tanyanya, Chou menarik nafas.

"Maaf, aku takut kau melakukan sesuatu padaku. Itu sebuah ketidaksengajaan juga." Ucap Chou memainkan jarinya.

Paquito mendengus geli, "Itu juga salah saya terlalu kasar, kau pasti kaget." Balasnya.

Suasana hening, Chou perlahan terkekeh. Paquito menaikkan satu alisnya, lalu menatap ekspresi Chou yang menyeringai.

"Maaf ya, Detektif. Sayangnya kau tidak bisa menang kali ini~.." balasnya menyeringai tipis.

Paquito mengepalkan tangan, Chou tersenyum miring lalu berjalan kembali ke dalam gedung.

"Kuharap kita bisa bertemu lagi!" Seru Chou melambaikan tangan.

Paquito memberikan ekspresi datar, "Ya, dan saya akan menangkap mu kali ini." Balasnya.

...

.....

"Hah..."

"Detektif!!"

Paquito mengerjapkan mata, menatap kearah langit-langit rumah sakit dengan Claude yang memanggilnya. "Syukurlah! Untung saja pendarahanmu tidak parah." Ucapnya lega.

Ekspresi Paquito masih terlihat bingung, ia merasa bahwa 'mimpi' yang ia alami sebelumnya sungguh kenyataan.

"..itu.. kenyataan." Ucap pelan Paquito.

Claude menaikkan alisnya, Paquito mengangkat telapak tangannya perlahan. "..Chou.. pantas saya tidak asing.. dengan nama itu." Lanjutnya.

"Saya.. pernah bertemu dengannya, saat itu.. bersama Leomord." Ucap Paquito menatap Claude.

Claude membulatkan mata, "Jadi kau benar-benar pernah mengenalnya." Balasnya.

"Detektif, aku yakin Chou ada disuatu tempat. Ia tidak datang sekarang, dan kuharap kau bisa mencarinya jika sudah sembuh." Minta Claude.

Paquito mengernyitkan dahi, "..Apa maksudmu..?" Tanyanya. Claude memberikan ekspresi sedikit was-was, "Kau tau.. aku juga buronan." Balasnya.

Brak!

"ANGKAT TANGANMU, CLAUDE!"

Tepat dengan ucapan Claude, para pihak kepolisian menodongkan pistol kearahnya dari belakang. Claude hanya mengangkat kedua tangannya, lalu berbalik perlahan.

"Hahah.. yah, lama tidak bertemu. Saber." Sapa Claude tersenyum miring.

Paquito hanya bisa diam, menyaksikan Claude yang ditangkap lalu dibawa oleh para pihak kepolisian. Saber berjalan mendekat kearah Paquito,

"Malam Detektif, maaf menganggu waktu istirahat mu. Kau baik-baik saja?" Tanyanya memastikan.

Paquito mengangguk perlahan, "Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Saber. "Ini hanya sebuah ketidaksengajaan, tapi bukan Claude pelakunya." Balas Paquito.

"Justru Claude yang membantu saya kesini." Lanjut Paquito.

Saber mengangguk paham, "Bagaimana dengan pelaku Chou?" Tanyanya. Paquito diam, lalu tangannya tampak meremas pelan selimut.

"..saya belum bisa.. menemukannya." Balas Paquito.

Suasana hening seketika, Saber menghela nafas pelan sembari mengangguk. "Jangan memaksakan diri anda, Detektif. Istirahatlah yang cukup, kau bisa bekerja saat sehat total. Biarkan saya yang mengatasi sisanya, selamat malam." Ucapnya berjalan keluar ruangan.

Cklek.

Paquito menatap langit-langit kamar rumah sakit, ia menghela nafas. ".. Chou, dimana kau?" Gumamnya.

_____

To be continued

𝗨𝗡𝗞𝗡𝗢𝗪𝗡 [✓]Where stories live. Discover now