─ 审 .ೃ 𝘵𝘸𝘦𝘯𝘵𝘺 𝘧𝘪𝘷𝘦 .°୭̥

913 118 56
                                    

"Berita terkini, diduga viral bahwa kasus pembunuhan yang terjadi oleh salah satu Detektif di daerah ### dengan inisial P yang dibunuh oleh salah satu pembunuh berantai yang sedang dalam tahap di buron.

Sayangnya berita pembunuhan ini belum bisa dianggap sebagai bukti nyata karena tidak ditemukannya mayat korban di tambah lagi tidak adanya pergerakan dari tersangka—"

BRAKK!!

Saber menggebrak meja, ia menggertak kesal sebelum berjalan meninggalkan tempat berjaganya. Claude memandangi dari sel, sebuah siaran televisi berita itu.

"Mereka berhasil, baguslah." Gumamnya terkekeh.

...

"Penerbangan pesawat ### dari lokasi ### menuju ke China akan segera berangkat."

Paquito menatap keluar jendela pesawat, lalu beralih ke Chou yang duduk disamping mulai tertidur. Rasanya, mereka baru saja bertemu kemarin dan sekarang semuanya berubah.

'Saya bisa berkunjung kesini sesekali untuk mengecek rumah dan mobil.' pikir Paquito bersender, ia menutup jendela dan mulai memejamkan mata.

Pesawat berangkat beberapa menit kemudian, menuju ke halaman kampung Chou. China.

Tempat baru sekaligus menjadi tempat tinggal Paquito dengan Chou, mulai sekarang.

***

Chou merenggangkan otot badannya di depan bandara, ia menghirup udara sekitar sembari tersenyum tipis. "Hahh~ aku merindukan moment ini.." Ucapnya menarik koper, Paquito hanya mengikutinya dari belakang.

"Mau berjalan-jalan? Atau langsung ke rumah lama ku? Ku yakin kau penasaran dengan rumah lama ku, kan?" Tanya Chou.

Paquito mengangguk, "Ke rumah mu saja dulu, saya ingin melihatnya." Balasnya. Chou terkekeh lalu segera memanggil taksi di depan bandara, berhubung ini di China maka Chou menggunakan bahasa mereka.

'Tampaknya saya harus mengikuti les bahasa china.' batin Paquito melihat Chou yang berkomunikasi dengan warga sekitar.

"Ayo detektif, tempatnya dekat sini." Ajak Chou berjalan melewati tanjakan lagi, Paquito hanya mengikutinya dari belakang terus menerus seperti anak ayam.

Setelah memakan waktu cukup lama melewati tanjakan yang tinggi, mereka akhirnya sampai di satu rumah berwarna merah besar dengan ciri khas rumah lama China.

"Ini rumah mu?" Tanya Paquito menatap rumah besar itu, Chou berjalan menghampiri rumah tersebut.

"Huuh, bukankah ini besar? Dan ditambah lagi, ini rumah satu-satunya yang berdiri di tempat setinggi itu." Balas Chou tersenyum miring, Paquito ikut berjalan masuk sembari melihat suasana.

Seperti rumah lama yang tidak berpenghuni tapi bersih dari adanya debu ataupun jaring laba-laba, "Kurasa warga sekitar ada yang membersihkannya." Ucap Chou menaruh koper nya.

Paquito meletakkan tas besarnya juga, "Apakah mereka memang selalu membersihkannya?" Tanyanya melihat sekeliling. "Keluarga ku lumayan dihormati, mungkin itu alasan mereka terus membersihkannya." Balas Chou.

Suasana menghening, Paquito menatap sendu luasnya ruangan itu. "Kau memiliki keluarga, rumah yang megah dan orang sekitar yang memperhatikanmu, kenapa kau pergi?" Tanyanya.

Chou hanya mengulum senyum tipis, "Karena dasarnya yang sempurna belum tentu ada kebahagiaan di dalamnya." Balasnya.

Keduanya bertatapan sebelum Paquito menghampiri Chou lalu memeluknya erat, Chou segera membalas pelukan sang detektif. "Cium aku." Mintanya.

𝗨𝗡𝗞𝗡𝗢𝗪𝗡 [✓]Where stories live. Discover now