─ 审 .ೃ 𝘴𝘦𝘷𝘦𝘯 .°୭̥

1.3K 173 17
                                    

"Dan, terkadang aku sering merasa.. bahwa aku memiliki kekuatan indigo~.."

Chou masih mengoceh tidak jelas, sembari mengikuti Paquito yang sibuk memasukkan makanan ke trol belanja. "Kau benar-benar melihat hantu?" Tanya Paquito mengecek harga daging, Chou menaikkan pundak sekilas.

"Aku sudah membunuh banyak orang, tapi aku masih aman sampai sekarang. Jika aku bisa melihat pun, mungkin aku memilih bunuh diri dari lama hahah!" Jelas Chou.

"Keknya gak bakalan sih, terkadang manusia lebih menyeramkan ketimbang hantu itu sendiri." Lanjut Chou berpikir, Paquito menatapnya lalu tersenyum tipis sekilas. Ia meletakkan daging ke trol, lalu kembali berjalan.

"Kau ingin beli sesuatu?" Tawar Paquito, Chou berjalan disampingnya. "Ah.. tidak, aku hanya mengikutimu saja ketimbang sendiri di gubuk itu." Balas Chou kurang ajar, Paquito meliriknya lalu berjalan kearah kasir.

Mereka berhenti di kasir cukup ramai, Paquito mengeluarkan sejumlah uang lalu memberikan ke Chou. "Kau tunggu diluar, jangan pergi terlalu jauh." Ucapnya, Chou menatapnya lalu beralih ke duit di tangannya.

"Okay." Balasnya tersenyum manis, lalu langsung keluar market duluan.

Paquito mengantri sembari mengecek ponselnya, memastikan ada kabar terbaru dari para polisi.

Chou berada diluar market, lalu memasukkan uang ke dalam kantong celananya. "Detektif bodoh, apakah dia pikir ini bukan suatu celah untukku kabur?" Gumamnya berjalan santai, tiba-tiba ia berhenti saat melihat seseorang di sebuah tempat baju pria.

"Heh.." seringai terukir di wajah Chou.

..

Pria itu tampak sibuk melihat-lihat kemeja baru khusus kerja, ia menatap kearah baju lainnya. "Wah, wah.. lihat ada siapa disini.." ia menengok kearah Chou yang datang dengan senyuman andalannya, mata coklat muda itu membulat.

"Chou?" Tanyanya kaget.

Chou terkekeh lalu menepuk pundak lawannya, "ngapain pencuri kek kau disini?" Tanyanya blak-blakan. Mengundang perhatian sekitar, pria itu langsung menutup mulut Chou. "Sttt! Jangan berbicara mengenai hal itu!" Bisiknya, Chou terkekeh tanpa merasa bersalah.

"Astaga, mulutmu memang selalu tidak bisa diatur." Lanjutnya menghela nafas.

Chou melipat kedua tangannya, "ngomong aja, ngapain disini? Claude?" Tanyanya lagi. Claude menatap kemeja kotak-kotak tersebut, "entahlah, aku berpikir ingin berpenampilan keren sesekali sebagai pria. Bagaimana pendapatmu?" Tanyanya balik menunjukkan kemeja itu.

"Jelek, lebih baik kau make kaus oblong." Balas blak-blakan Chou.

Claude memberikan ekspresi datar, "kau payah dalam menilai." Komennya. Chou menarik tangan Claude untuk mengembalikan kemeja itu, lalu tersenyum penuh arti.

"Lebih baik bantu aku." Mintanya, Claude menatapnya bingung.

..

...

"Hahhh.." Paquito menarik nafas sembari membawa beberapa belanjaan, ia berhenti di depan mini market lalu melihat ke sekitar. 'Dimana Chou?' pikir Paquito, ia langsung mengeluarkan ponselnya.

Terdeteksi Chou sedang diluar mall, dekat dengan seseorang. Paquito mengerutkan kening, lalu memasukkan ponselnya kembali. Ia langsung berjalan menuju titik Chou berada,

"Awww ayolahh, ya? Ya? Pleasee~"

Paquito menatap datar kearah Chou yang sibuk menempeli Claude dari kejauhan, ditambah tangan Claude yang tampak memegang pinggang lawannya. "Astaga, sehari saja tidak bisa diam." Gumam Paquito memijit pelipisnya.

𝗨𝗡𝗞𝗡𝗢𝗪𝗡 [✓]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن