─ 审 .ೃ 𝘵𝘸𝘦𝘭𝘷𝘦 .°୭̥

1.2K 142 21
                                    

Paquito menatap datar kearah Chou, lalu tiba-tiba menjambak rambut pria itu. "Akh." Chou terkaget lalu memejamkan mata, "Narapidana yang nakal, seharusnya di hukum." Ucap Paquito.

Chou menyeringai tipis, "Kalau begitu.. hukum aku sekarang, Detektif.. ah bukan," ucapnya terjeda. Tangan Paquito tampak menarik celana Chou dari belakang, "ugh!" Ekspresi Chou langsung berubah total.

"Detektif?" Tanya Paquito berbisik.

Chou merinding seketika, ".. Maaf, pak Polisi..hahah." balasnya sembari terkekeh geli. "Atau.. Mister Policeman?" Tanyanya lagi, Paquito mendengus. Wajah mereka saling mendekat, hingga bisa merasakan hembusan yang menerpa masing-masing pipi mereka,

"..Tunggu apalagi..? Cium aku." Minta Chou.

Paquito langsung memeluk pinggang lawannya dan mencium kasar bibir Chou, tangan Chou memeluk leher Paquito dengan erat. "Buka mulutmu, Chou." Minta Paquito melepaskan ciuman itu, Chou tanpa basa basi membuka mulutnya.

Mata Paquito masih fokus menatap kearah ventilasi ruangan, memastikan tidak ada orang lagi diluar sana. "Mnhh.." Jari jemari Chou meraba pundak hingga dada bidang Paquito,

Situasi di luar kembali sepi, tidak ada siapapun. Sembari berciuman, Paquito mulai membuka pintu gudang itu dan masih memeluk Chou. Mereka keluar tanpa menghentikan aktifitas itu,

Bruk!

Paquito mendorong kasar tubuh Chou ke pintu gudang yang sudah tertutup, dan kembali fokus berciuman. Mata Chou perlahan terbuka, lalu membulat saat melihat satu narapidana melihat aktifitas mereka,

"..."

Zilong membeku di tempat dengan ekspresi shock, ia mencoba berbicara namun, Chou seakan memberikan isyarat kepadanya untuk diam dan pergi. Zilong mengangguk paham, lalu berjalan mundur dan keluar dari sana,

Cklek.

"..hah.. hah.." Paquito menengok ke belakangnya saat mendengar suara pintu, "..apakah barusan ada seseorang tadi?" Tanyanya. Chou masih mengatur nafas, ia tersenyum tipis lalu menggeleng.

"Bagaimana dengan rencananya..?" Tanya Chou, ia membiarkan Paquito menjilati kuping sembari meraba kebagian bawah, "kemungkinan setelah ini, saya akan pergi ke ruangan bukti-bukti," balas Paquito.

"Bolehkah aku ikut? Aku cukup tertekan di sel.." minta Chou, Paquito menatapnya datar.

"Polisi lain akan curiga jika kau mengambil waktu lama di toilet," balasnya, Chou menghela nafas panjang dan memberikan ekspresi jengkel. ".. fine." Ucapnya,

Paquito menepuk kepala Chou, "jangan bertingkah aneh sedikitpun, kita dalam misi kabur. Taruhan kita bukan main-main, antar hidup ataupun mati. Jika saya berhasil membebaskanmu, kau bisa melakukan apapun yang kau mau." Jelasnya.

Mata Chou membulat, menatap tidak percaya Paquito. "..baiklah." balasnya tersenyum puas, Paquito mengangguk lalu mengantar Chou keluar kamar mandi.

"Sekarang, kembalilah. Biar saya yang menangani selanjutnya," suruh Paquito lalu langsung kembali berpatroli, Chou menatap punggung itu lalu kembali ke arah sel tahanannya.

'ku harap detektif memegang ucapannya.' pikir Chou.

***

Esok harinya,

"Sulit dipercaya! Bahwa kau dan pol-" "shh."

Zilong langsung menutup mulutnya saat meletakkan nampan makanan tersebut, Chou menghela nafas panjang lalu kembali makan. "Kau benar-benar punya hubungan?" Tanya berbisik, mata Chou melirik ke meja sebrang.

𝗨𝗡𝗞𝗡𝗢𝗪𝗡 [✓]Where stories live. Discover now