─ 审 .ೃ 𝘵𝘸𝘦𝘯𝘵𝘺 𝘵𝘩𝘳𝘦𝘦 .°୭̥

1.1K 126 34
                                    

⚠️warning 18+
_____

"Hah.. hah.."

Bruk!

Paquito menjatuhkan baju-baju dan dokumen yang ia genggam, menatap tak percaya kearah Chou yang sedang melebarkan kedua tangannya.

"Hei, kenapa wajahmu segitu kagetnya?" Tanya Chou terkekeh ejek, "Aku hanya pergi 2 bulan." Lanjutnya.

Perlahan Paquito berjalan mendekat, lalu berlari kecil kearah pria itu. Ia memeluk Chou dengan erat ditengah hujan salju, Chou terkaget lalu berakhir diam.

"Wow.." gumam Chou, ia melirik kearah Paquito yang memendam wajahnya tanpa berucap sepatah katapun.

Kedua manik hitam itu berubah sendu, ia membalas pelukan sang detektif secara lembut. 'Rasanya sangat hangat.' batin Chou memejamkan mata sejenak.

Paquito mengangkat kepalanya, hembusan nafasnya terdengar lebih berat. Chou membuka mata, menatap kearahnya sembari tersenyum miring.

"Aku tau kau merindukanku, Detektif." Ucapnya.

Paquito hanya diam lalu memberikan ekspresi marah, Chou menurunkan lekukan bibirnya. "Atau... Kau sedang dalam mood kurang baik." Lanjutnya.

Saat itu juga Paquito menarik Chou ke dalam rumahnya, tak lupa mengambil barang yang ia jatuhi tadi. Pintu tertutup dengan suara nyaring, dan dikunci dari dalam.

"Ouw! Ouw! Detektif! Aku baru saja datang!" Ucap Chou didorong ke kasur secara kasar, pria itu tersungkur dengan ekspresi kaget.

Paquito meletakkan barang-barang yang ia bawa ke sofa, lalu melepas mantel tebal itu. Chou perlahan beranjak dari kasur lalu duduk, "Aku bahkan belum memamerkan rambut baruku." Ucapnya.

Sang detektif mengabaikan ucapannya dan membuka bajunya hingga ia telanjang dada, Chou hanya diam lalu mengigit bibir bawahnya.

"Kau tau ini?" Paquito mengeluarkan sebuah benda lonjong berwarna ungu, lalu menyekram nya. Ekspresi Chou perlahan berubah.

"Alat pembantu masturbasi." Balasnya.

Paquito langsung berjalan kearah kasur dan menarik lengan Chou, "H-Hei! Kau akan menggunakan itu padaku?!" Tanya Chou sedikit memberontak.

"Untuk siapa lagi?" Tanya balik Paquito yang mulai melepaskan baju Chou secara paksa.

"Ugh! Aku bahkan baru sampai! Kau benar-benar tidak sabaran ya detektif!" Balas Chou membiarkan bajunya dilepas begitu saja.

Paquito mengernyitkan dahi lalu meremas dada Chou, "Ekh!!" Sang dominan beralih meraba kearea bawah Chou.

"J-Jangan.. area itu.." Chou menyipitkan mata, memegang erat pergelangan Paquito yang meraba dada nya. "Disini?" Paquito menekan area puting itu.

"Emnh!" Chou sedikit tersentak, kupingnya memerah. Paquito memandanginya lalu mulai menjilati kuping, "A-Ahh.. detektif.." lenguhan pelan Chou keluarkan.

"Brengsek.. rumahmu sangat dingin.." keluh Chou memejamkan mata.

Paquito menghiraukannya lalu melepaskan celana jeans Chou beserta dalamannya, "Maka itu saya akan membuat lebih hangat." Balasnya.

Sekarang Chou telanjang total, Paquito kembali menariknya untuk bangun dan berdiri. Sang detektif memutar balik badan Chou dan memeluknya dari belakang, "Kita lihat apakah alat ini benar-benar ampuh atau tidak." Ucapnya.

"J-Jangan! Aku benci alat ini!" Tolak Chou menyekram lengan Paquito, ia menatap ngeri kearah alat itu yang siap melahap penisnya.

Paquito memasukkan penis Chou kedalam alat itu langsung, membuat reaksi kaget dari sang empunya. "A-AhH-" Chou mengernyitkan dahi.

𝗨𝗡𝗞𝗡𝗢𝗪𝗡 [✓]Where stories live. Discover now