Bab 2 "Royal Wizard"

32 11 4
                                    

"Tuan, apa saya boleh masuk?" ucap seorang perempuan berbaju hijau sambil mengetuk pintu dihadapannya. Di tangannya, selembar kertas ia pegang, untuk diberikan kepada tuannya.

"Masuklah, Floryne." Tuan si perempuan membalas. Perempuan bernama Floryne itu masuk setelah sang tuan memberinya izin.

"Ada perlu apa hingga kau harus ke ruangan Kepala Royal Wizard, Floryne?" Sang tuan bertanya. Ia duduk di kursi besar khusus untuk dirinya. Di depan sang tuan, setumpuk perkamen tertata rapi. Sang tuan benar benar cinta kerapian. Bahkan di ruangannya, semua rak buku, alat alat sihir, dan benda lainnya ditata sedemikian rupa sesuai warna dan ukuran. Tak ada setitik debu pun di ruangan seluas dua puluh meter persegi ini. Dia benar benar perfeksionis.

"Tuan Eleanor, seorang Wizard membuat laporan. Ia kehilangan kekuatannya," jawab Floryne.

"Berikan dokumennya," titah Sang Tuan. Perempuan itu mendekat ke meja tuannya, memberikan selembar kertas yang ia bawa.

Sang Tuan membaca kertas yang diberikan oleh Floryne. Dahinya seketika mengkerut saat membaca laporan itu. "Seorang remaja telah mengambil kekuatan Wizard Tingkat Empat?" tanyanya heran.

"Benar, Tuan. Menurut pelapor, kejadiannya tadi siang di dekat Guild Petualang Pusat," jawab Floryne.

"Mungkinkah dia orangnya?" gumam sang tuan dalam hati.

"Baiklah. Kau boleh pergi," ucap Sang Tuan pada bawahannya.

"Saya undur diri," ucap sang perempuan. Ia membungkuk pada tuannya sebelum keluar dari ruangan.

Sang Tuan memeriksa sekali lagi laporan dari anak buahnya itu. Seorang remaja laki laki menyedot kekuatan Wizard Tingkat Empat? Itu mustahil, pikirnya. Apalagi kekuatan Wizard itu hilang permanen. Sangat mustahil.

Kepala Royal Wizard itu beranjak dari kursinya, menuju ke kotak kaca di dekat lemari orb di ujung ruangan. Sebuah batu mirip batu nisan terpampang disana. Batu itu bertuliskan huruf huruf kuno yang tak bisa dimengerti. Namun tentu saja, sebagai Kepala Royal Wizard Kerajaan Xylonia, ia bisa menerjemahkannya.

"Power Taker." Ia bergumam. "Kekuatan kuno yang mampu mengambil kekuatan orang lain."

Butuh waktu berbulan bulan untuk menerjemahkan tulisan di prasasti itu. Kepala Royal Wizard Xylonia, Eleanor, bekerja keras atas temuannya itu di Kuil Kuno Xylon. Mencari petunjuk tentang kekuatan dari beberapa naskah juga temuan yang berhasil ia terjemahkan. Laporan Wizard Tingkat Empat itu memperkuat bukti keberadaan sihir Power Taker. Kekuatan Wizard itu hilang permanen setelah si remaja pemilik Power Taker mengeluarkan kekuatannya.

"Akhirnya, apa yang kucari telah muncul." Eleanor berucap lagi. Ini adalah hasil yang sepadan bagi Eleanor. Berbulan bulan mencari petunjuk di Kuil Xylon, dan menerjemahkan sebuah prasasti kuno. Kemunculan sang pemilik sihir yang ia cari memang sudah ia tunggu tunggu.

"Permisi, Tuan. Apa saya boleh masuk?" tanya seseorang di luar ruangan sambil mengetuk pintu.

"Masuklah, Clemon." Eleanor mempersilahkan pria pengetuk pintu itu masuk.

Seorang pria berjubah hitam dengan tubuh yang kekar, masuk ke ruangan. Ia membungkuk hormat pada tuannya yang sudah mengizinkan masuk. Eleanor mengangkat tangan kanannya, mengisyaratkan pada bawahannya itu untuk bangkit.

"Ada apa, Clemon?" Eleanor bertanya.

"Tuan, kekuatan Power Taker telah ditemukan," jawab Clemon.

"Aku sudah tahu." Eleanor berucap. Ia mendekati Clemon dengan langkah yang tegas. "Kau terlambat, Clemon."

"Ma--maafkan saya, Tuan!" Kini, Clemon membungkuk lagi di hadapan tuannya. Ia meringis ketakutan, ia telah lalai dalam menjalankan satu tugas dari tuannya. Hanya mencari pemilik Power Taker, satu tugas itu saja. Namun Sang Tuan telah mengetahuinya lebih dulu. Ini bukan hal yang bagus, pikirnya. Tempramen Sang Tuan sering tak terduga.

Vano The Fugitive WizardWhere stories live. Discover now