Bab 14 "Discuss"

14 8 0
                                    

Eleanor mendekat ke kawah yang mencurigakan itu. Bau anyir darah masuk ke hidung. Kawah ini dipenuhi oleh mayat Black Forest Wolf yang hampir membusuk. Mayat serigala serigala itu tertimbun oleh abu.

"Apa yang terjadi sebenarnya disini?" Eleanor bergumam sendiri. Baru kali ini ada orang yang sanggup melakukan pembunuhan masal di Black Forest. Menurutnya, hal ini tentu saja aneh. Mulai dari tak ada satupun monster yang mengadangnya selama di perjalanan, kawah besar yang dipenuhi mayat, dan abu yang sepertinya hasil dari pembakaran pohon oleh seseorang.

"Apa ini perbuatan si Pemilik Power Taker?" Eleanor menduga hal itu. Para Elite Royal Wizard yang ia kirim mengatakan bahwa anak itu masuk ke Black Forest.

Eleanor mengeluarkan sebuah batu berkilau dari jubahnya. Batu itu bukanlah batu biasa. Batu itu adalah batu yang bisa melacak mana milik seseorang, Tracking Stone. Eleanor melemparkan Tracking Stone ke kawah yang dipenuhi oleh mayat serigala itu. Sebelumnya, ia membuat sebuah perisai energi terlebih dahulu untuk mencegah hal yang tak diinginkan.

Bunyi 'tuk' terdengar saat batu yang dilemparkan Eleanor menyentuh tanah. Eleanor menunggu beberapa menit untuk melihat reaksi dari batu. Setelah beberapa menit, tak terjadi apapun pada batu itu. Pelan pelan, Eleanor memacu kudanya masuk ke dalam kawah misterius itu. Eleanor turun dari kudanya, hendak mengambil batu Tracking yang ia lemparkan. Kilauan putih dari batu itu meredup tak seperti awal ia mengeluarkannya. Dengan hati hati, ia mengambil batu dengan cahaya redup itu.

"Batunya meredup. Apa ini perbuatan Pemilik Power Taker?" tanyanya pada diri sendiri. Biasanya, Tracking Stone akan menunjukkan warna elemen dari orang yang dilacak. Warna merah untuk api, kelabu untuk angin, coklat untuk tanah, dan biru untuk air. Namun, batu itu tak menunjukkan hasil yang memuaskan. Bukannya warna elemen yang muncul, malah cahaya dari batu itu yang hilang. Eleanor jadi semakin yakin, bahwa ini adalah perbuatan sang Pemilik Power Taker. Kekuatan sang Pemilik Power Taker benar benar di luar dugaannya. Ia harus segera melaporkannya pada Raja.

***

Eleanor memacu kudanya secepat mungkin dari Black Forest demi melaporkan hasil temuannya pada Yang Mulia Raja Rigel, raja Xylonia. Bahkan ia tak membalas salam dari para penjaga Gerbang Barat. Duke itu tak mempedulikan mereka. Ia lebih memilih untuk mempercepat lajunya menuju ke Istana Kerajaan.

Sampailah Elenaor di Istana Kerajaan Xylonia. Istana yang dibangun dari batu granit itu berdiri kokoh. Empat menara besar menjulang tinggi di empat sudut istana yang berbentuk persegi itu. Para pemanah bersiaga di atas gerbang masuk, mencegah siapapun orang yang mencurigakan untuk menyusup.

Eleanor mendekati gerbang. Para penjaga memberikan salam penghormatan dengan cara mengepalkan tangan di dada sambil membungkuk.

"Salam hormat pada Yang Mulia Duke Eleanor van Gregor!" sapa mereka. Eleanor mengangkat tangannya, mengisyaratkan pada para penjaga untuk bangkit.

"Buka gerbangnya," ucap Eleanor. Gerbang ganda milik istana terbuka dengan suara derik yang pelan.

Eleanor masuk ke Istana yang merupakan tempat tinggal Raja. Lapangan luas menghampar dari gerbang hingga ke depan pintu istana. Prajurit penjaga di dalam istana lebih banyak lagi daripada yang ada di luar. Prajurit yang memegang tombak berjejer rapi di lorong. Dua prajurit bertombak dan perisai menjaga pintu masuk istana. Sudah pasti, Raja memperketat keamanan rumahnya demi keselamatannya sendiri.

Eleanor turun dari kudanya. Dua prajurit menghampiri Eleanor untuk membantunya mengikat kuda di tiang. Eleanor melangkah ke depan pintu ganda besar istana. Dua prajurit yang berjaga di pintu menundukkan kepalanya sebagai penghormatan.

"Mohon tunggu sebentar, Yang Mulia. Saya akan mengabarkan kedatangan Anda pada Yang Mulia Raja Rigel," ucap salah satu prajurit. Prajurit itu masuk ke istana, meninggalkan rekannya yang berjaga di pintu.

Setelah beberapa saat, prajurit itu kembali ke tempat ia berjaga. "Yang Mulia Raja telah mengizinkan. Silakan masuk, Yang Mulia Duke," ucap penjaga yang melapor pada Raja. Kedua prajurit yang berjaga membukakan pintu untuk Eleanor.

Eleanor masuk ke dalam istana. Ia tinggal melewati lorong untuk menuju ke Ruang Takhta. Pilar pilar besar menjulang ke langit langit, mengokohkan pondasi istana yang besar ini. Di pintu masuk Ruang Takhta, dua penjaga berdiri tegap. Dua penjaga itu membukakan pintu, sembari mengumumkan kedatangannya.

"Mengumumkan kedatangan Duke Eleanor van Gregor!" ucap kedua prajurit itu lantang.

Tanpa ragu, Eleanor melangkah ke dalan Ruang Takhta, tempat orang yang ia tuju berada. Ia berlutut, sambil mengucap salam penghormatan bagi orang paling terhormat di kerajaan. "Duke yang menjabat sebagai Kepala Royal Wizard, Eleanor van Gregor, memberi penghormatan kepada pelindung kerajaan Xylonia, Yang Mulia Raja Rigel."

"Bangkitlah, Duke." Suara tegas seseorang membuat Eleanor bangkit. Dia adalah orang yang duduk di kursi takhta, Yang Mulia Raja Rigel. Ia mengenakan jubah kebesaran yang berlambangkan sehelai daun hijau. Garis wajahnya tegas berwibawa.

"Bagaimana perkembangan penyelidikanmu?" tanya Raja Rigel.

"Hamba telah menemukan penyebab serangan monster ke Ibukota, Yang Mulia." Eleanor menjawab. "Di pedalaman Black Forest, terbentuk sebuah kawah besar penuh mayat Black Forest Wolf yang disebabkan oleh seorang Pemilik Power Taker."

"Power Taker?"

"Ya, Yang Mulia. Sihir legenda yang tertulis dalam prasasti kuno Kuil Xylon. Mampu menyerap kekuatan milik orang lain."

"Dahsyat sekali kekuatan itu," ucap Raja, "bagaimana bisa ia melakukan itu?"

"Beberapa bulan yang lalu, sang pemilik menyerap kekuatan seorang Wizard Tingkat Empat. Hamba telah mengerahkan Elite Royal Wizard untuk menangkapnya. Namun, sang Pemilik Power Taker berhasil menyedot kekuatan Elite Royal Wizard yang hamba kirim. Akhirnya, ia kabur ke Black Forest, dan sekarang ia melakukan itu." Eleanor menjelaskan panjang lebar.

"Kau harus menangkapnya. Dia bisa jadi aset berharga kerajaan," ucap Raja tegas.

"Tentu, Yang Mulia. Namun masalahnya, hamba menemukan kejanggalan di Black Forest." Eleanor membalas. "Saat menyelidiki kasus ledakan di Black Forest, tak ada satupun monster yang menyerang hamba."

"Mungkinkah itu perbuatan sang Pemilik Power Taker?" duga Raja.

"Sepertinya tak mungkin, Yang Mulia. Kekuatan Power Taker tak bisa membuat para monster ketakukan." Alanor menimpali. "Dugaan hamba, ledakan itu adalah perbuatan seorang Wizard berkekuatan tinggi."

"Maksudmu, ada seorang Wizard tingkat tinggi yang bersamanya?" Raja meninggikan suaranya. "Ini gawat."

"Ini masih dugaan, Yang Mulia. Namun ledakan waktu itu dan sebuah kawah besar yang hamba temukan sudah membuktikan bahwa ada seseorang yang menemani Sang Pemilik Power Taker." Eleanor menyuarakan pendapatnya pada Raja.

"Ini membuat kita dalam posisi sulit," gumam Raja. Dia memijat pelipisnya yang pening.

"Perintahmu, Yang Mulia?" tanya Eleanor.

"Selidiki dulu siapa orang yang bersama sang Power Taker. Kita tak boleh gegabah," titah Raja Xylonia itu.

"Baik, Yang Mulia." Eleanor membungkukkan badannya di hadapan orang nomor satu di Xylonia itu sebelum ia keluar dari Ruang Takhta.

_______________________________

Bogor, Senin 23 Mei 2022

Ikaann

Vano The Fugitive WizardWhere stories live. Discover now