Bab 9 "Xylonia Kingdom"

17 8 0
                                    

Bukan rahasia lagi bahwa di dalam Black Forest itu terdapat beragam jenis monster, membuat Black Forest begitu ditakuti oleh orang orang. Tak ada yang berani masuk ke Black Forest sendirian, apalagi ia sedang jadi incaran. Begitulah yang dipikirkan oleh Kepala Royal Wizard Xylonia, Eleanor.

Menurut laporan bawahannya, Sang Pemilik Power Taker kabur ke pedalaman Black Forest. Sadar bahwa persiapan mereka belum baik, mereka mundur dan melapor pada Eleanor. Eleanor yang mendengar hal itu, langsung memarahi para bawahannya yang tak becus. Kekuatan Power Taker itu sudah hampir berada di genggamannya, namun ketidakkompetenan orang orangnya membuat dia harus bersabar.

Beberapa hari yang lalu, ledakan besar mengguncang Black Forest begitu dahsyatnya sampai suara ledakan terdengar hingga daerah terdekat, Ibukota Xylonia. Raja Rigel memerintahkan pada Royal Knight untuk mengamankan perbatasan Ibukota agar tak terjadi hal yang diinginkan. Raja juga memerintahkan pada Royal Wizard --pada Eleanor-- untuk menyelidiki siapa dalang dibalik ledakan beberapa hari yang lalu.

Sejak awal Eleanor berpikir, bahwa pelakunya itu adalah sang remaja Pemilik Power Taker. Namun sejauh yang ia tahu, Power Taker hanya mampu menyerap kekuatan orang lain, bukan meledakkan hutan yang dipenuhi oleh monster itu. Jadi tidak mungkin si Pemilik Power Taker yang melakukannya. Yang paling masuk akal ialah amukan seekor monster berkekuatan besar. Tapi apakah itu benar? Pikir Eleanor.

Pintu ruangan Sang Kepala Royal Wizard diketuk keras oleh seseorang. Eleanor mempersilahkan oramg itu untuk masuk ke ruangannya.

"Masuklah," ucap Eleanor.

"Mohon maaf ... Tuan ...." Seorang Royal Wizard yang ia tugaskan untuk menyelidiki ledakan itu masuk ke dalam ruangannya dengan napas yang masih tersengal.

"Ada kejadian apa hingga kau begini, Hellos?" tanya Eleanor pada bawahannya itu.

"Banyak monster yang keluar ... dari Black Forest ... Tuan," jawab orang yang dipanggil Hellos itu terputus putus. "Mereka menyerang ... para warga...."

"APA?!" Eleanor keheranan. Selama ia hidup, monster monster di Black Forest tak pernah sekalipun keluar dari rumahnya. Apalagi menyerang ke pemukiman penduduk. Ini benar benar mustahil, pikirnya. Namun, Eleanor berhasil menguasai diri. Sebagai Kepala Royal Wizard, ia tentunya harus selalu siap. "Hellos, siapkan para Royal Wizard untuk menghalau para monster," titahnya.

"Baik, Tuan!" Hellos pun pergi, melakukan apa yang tuannya perintahkan.

***

Eleanor dan para bawahannya sudah berada di garis depan untuk menghalau para monster yang menyerang. Mereka bersiap siap di perbatasan Ibukota dengan Black Forest.

"Selamat datang, Duke Eleanor van Gregor!" sapa seseorang yang memakai baju zirah yang terbuat dari emas. Para Royal Knight membungkuk hormat pada Eleanor yang baru datang dengan pasukannya.

"Bagaimana kondisi disini, Komandan Furyla?" tanya Eleanor basa basi pada komandan perempuan yang ada di sana.

"Seperti yang Anda lihat, Tuan. Beberapa monster menyerang perbatasan," ucap Furyla sambil menunjuk beberapa pohon yang rubuh.

Furyla mengajak Eleanor untuk memantau keadaan di menara benteng perbatasan. Dari sana terlihat jelas ada kawah terbentuk di kedalaman Black Forest.

"Yang Mulia Raja memerintahkan kepada kami untuk berjaga disini setelah ledakan itu terjadi. Beliau khawatir itu adalah serangan musuh," ujar Furyla.

"Jika kawah itu dibuat oleh manusia, maka yang bisa membuat kerusakan di Black Forest bukanlah orang sembarangan," timpal Eleanor.

"Apa mungkin itu perbuatan monster?"

"Mungkin saja. Selama ini, Black Forest selalu jadi misteri."

Mata Eleanor yang jeli melihat pepohonan berwarna hitam bergerak dari kejauhan. Ia bergegas keluar dari menara, diikuti oleh Komandan Furyla di belakangnya.

"Para Dark Xylon keluar dari Black Forest!" Eleanor berseru di hadapan pasukan yang berjejer rapi. Para Royal Wizard yang berdiam di menara segera fokus untuk menghabisi musuh yang datang. Royal Knight di bawah komando Komandan Furyla membentuk barisan agar para monster tak menembus dinding Ibukota. Eleanor berdiri disamping Furyla, menghadapi para monster dari dekat.

"Sebaiknya Tuan berdiam saja di menara. Biar kami yang mengurus ini," ucap Furyla.

"Aku diangkat jadi Kepala Royal Wizard bukan karena berdiam di menara, Furyla." Eleanor membalas.

Para Dark Xylon berjalan mendekati dinding penjaga Ibukota. Para Royal Wizard yang berada di menara meluncurkan bola api pada Dark Xylon yang sudah dalam jangkauan serang mereka. Para Royal Knight menghunuskan pedangnya, hendak menghabisi siapapun musuh yang menyerang. Eleanor mengacungkan tongkatnya pada monster yang sudah mendekat.

"Seraanggg!" Komandan Furyla berseru. Para Royal Knight dalam komandonya menyerang para monster Dark Xylon yang sudah muncul. Menebas tubuh kayu yang keras milik para monster. Eleanor yang tahu kelemahan pada Dark Xylon adalah api, ia segera meluncurkan bola bola api pada monster yang sudah berada dalam jangkauannya. Komandan Furyla menyayunkan pedangnya yang tajam pada Dark Xylon yang ia hadapi. Dengan mudah, tubuh para monster kayu itu terbelah. Sang Komandan terus merangsek, menghadapi siapaun monster dengan gagah berani.

"Fire Wave!" Eleanor berteriak. Gelombang api menghalau para Dark Xylon yang mendekat, membalar mereka jadi abu. Namun, para Dark Xylon semakin banyak berdatangan. Bahkan sekarang, banyak Black Forest Wolf keluar dari hutan. Black Forest Wolf menerjang para Knight yang sedang  bertarung dengan Dark Xylon, menggigit bagian tubuh para Knight yang tak terlindungi baju zirah.

"Dimana Si Aroma Lezat itu?" Seekor serigala yang lebih besar dari yang lain bicara.

"Berani beraninya kau menyerang Xylonia!" Eleanor berteriak pada serigala besar itu.

"Hoo ... jadi kau yang menyelamatkan Si Aroma Lezat itu, ya?" Sang serigala maju menerjang Eleanor. Eleanor mengeluarkan sebilah pedang dari balik jubahnya, melukai serigala besar yang menerjangnya.

"Kau, Alpha dari para Black Forest Wolf," gumam Eleanor saat menghadapi serigala itu.

"Ternyata ada manusia yang mengetahuiku. Aku tertarik padamu," balas sang Alpha.

"Cih," Eleanor berdecih.

"Bukan hanya aku yang akan datang, Manusia." Alpha itu menyeringai, menunjukkan deretan gigi gigi tajamnya.

"Diam kau, makhluk bodoh!" Eleanor menebas perut sang Alpha para serigala, membuat serigala itu terpelanting beberapa meter. Luka menganga lebar di perut sang Alpha. Eleanor memanfaatkan jatuhnya Alpha untuk menggunakan tongkat sihirnya, membakar serigala yang terluka itu dengan api.

"Hellfire!" Eleanor berteriak. Api hitam meluncur pada serigala yang berbaring di tanah. Namun sedetik sebelum bola api hitam mengenai Alpha, makhluk raksasa yang terbuat dari air muncul menghalangi bola api. Bola api itu padam, tertelan tubuh sang raksasa air.

"Hyroxia? Mengapa mereka ada disini?" Eleanor bergumam.

"Mundur semuanya! Mundur!" Di tengah pertempuran, suara Komamdan Furyla terdengar lantang. "Para Hyroxia bukanlah lawan kita!" Para Knight mundur, menghindari para Hyroxia yang berdatangan.

"Royal Wizard! Mantra Golem!" Eleanor berteriak.

Para Wizard yang berada di atas menara merapal mantra Golem yang Eleanor maksud. Makhluk setinggi tiga meter muncul di medan pertempuran. Monster Golem yang terbuat dari tanah itu menghadapi para Hyroxia yang terbuat dari air. Dengan mudah, para Hyroxia dibasmi oleh Golem. Para Golem itu juga menghabisi musuh yang masih tersisa. Akhirnya, Ibukota aman dari para monster. Setidaknya untuk sementara.

_______________________________

Bogor, Rabu 18 Mei 2022

Ikaann


Vano The Fugitive WizardWhere stories live. Discover now