15. Membuka Hati

7.9K 665 32
                                    

"Can I ask you to treat me soft and tender, love me hard and true?"
~
SAM KIM
_____________________________

"Can I ask you to treat me soft and tender, love me hard and true?"~SAM KIM_____________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KANAYA menggigit bibir bawahnya sembari mondar-mandir di kamar mandi. Gadis itu telah melakukan kegiatan itu sejak lebih dari sepuluh menit, padahal ritual mandinya sendiri pun sudah lama selesai. Pernyataan cinta yang tulus dari Herzkiel membuat hati Kanaya tergerak. Oleh karena itu, tanpa pikir panjang Kanaya mengajak pria itu untuk masuk ke dalam rumahnya. Sialnya, Kanaya tidak kunjung melihat keberadaan pembantu rumah tangganya, yang itu berarti dirinya dan Herzkiel hanya berduaan saja di rumah yang kosong.

Tok, tok, tok!

Tubuh Kanaya berjengit kaget beberapa detik sebelum kakinya melangkah keluar dari kamar mandi dan bergegas membukakan pintu kamar.

Manik Kanaya dan Herzkiel bertemu satu sama lain. Kanaya kemudian menatap pria itu dari rambut hingga ujung kaki. Jujur, ia merasa keheranan, bagaimana bisa Herzkiel masih terlihat sangat tampan meski menggunakan pakaian tidur ayahnya? Ya, karena tidak tega melihat Herzkiel yang kehujanan, Kanaya pun memutuskan untuk meminjamkan pakaian Gilang, dan bahkan meminjamkan kamar mandi tamu agar Herzkiel dapat membersihkan dirinya.

"Gue nemu teh seduh di dapur," ujarnya sembari mengangkat nampan yang ada di tangannya.

Kanaya mengangguk kikuk, lalu menggeser tubuhnya agar Herzkiel dapat masuk ke dalam kamarnya. Kelihatannya Herzkiel agak terkejut dengan ajakkan Kanaya. Namun, ia juga tidak menolak karena khawatir akan menyinggung perasaan gadis itu.

"Duduk, Kak."

Kanaya mempersilakan Herzkiel untuk duduk di sofa single yang terletak di sudut kamar, sedangkan dirinya duduk di tepi kasur setelah mengambil secangkir teh hangat yang Herzkiel buat untuknya.

Suasana di kamar itu benar-benar canggung dan hening, Kanaya bahkan dapat mendengar suara hirupan tehnya sendiri.

"Kak..."

Herzkiel menatap Kanaya, menanti gadis itu untuk melanjutkan kata-katanya.

"Waktu itu Kakak pernah minta aku untuk segera menjawab pertanyaan Kakak, kan?"

Herzkiel diam selama beberapa detik, lalu menggelengkan kepalanya.

"Pikiran lo lagi kacau. Gue nggak mau lo nyesel setelah membuat keputusan."

Tampaknya Herzkiel tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Kanaya.

Kanaya tersenyum miris dan mengusap air matanya yang kembali menetes. "Kenapa Kakak nggak memanfaatkan kesempatan ini? Sekarang ini, aku... benar-benar sedang hancur."

"Lo nggak tau betapa hancurnya gue hanya karena ngeliat lo nangis."

Mendengar pernyataan itu membuat Kanaya malah semakin tidak kuasa menahan air matanya. Ia merasa amat bodoh karena tidak mampu mencintai pria sebaik dan setulus Herzkiel.

Herzkiel [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang