14. Kecewa

8K 656 29
                                    

"You look so broken when you cry."
~
GLASS ANIMALS
__________________________

JAM sudah menunjukkan waktu pulang sekolah dan Kanaya sudah menetap di mobil Abhim lima menit sebelum itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JAM sudah menunjukkan waktu pulang sekolah dan Kanaya sudah menetap di mobil Abhim lima menit sebelum itu. Alasannya? Itu karena ia enggan bertemu dengan Herzkiel yang berkemungkinan besar juga keluar dari kelasnya. Sejak pagi hatinya dilanda kebimbangan. Statusnya adalah kekasih Herzkiel, sedangkan dirinya malah berangkat dan pulang bersama pria lain. Ya, meskipun tak dipungkiri tidak ada yang berani menggosipinya sejak Herzkiel mengakui sebagai pacar.

"Main hp mulu lo, Nay. Nggak takut mubazir kegantengan gue disia-siain?"

Abhim tersenyum tipis, lalu meraih ponsel yang ada di genggaman Kanaya.

"Lo ngapain?"

Alis Kanaya terpaut ketika melihat Abhim menonaktifkan ponselnya, kemudian menyimpan benda pipih itu di kantung celananya.

"Santai dikit, Nay... lagian gue udah minta izin ke cowok lo."

Usai mengucapkan kalimat yang membuat Kanaya tidak bisa berkata apa-apa, Abhim pun menyalakan mesin mobilnya dan melakukannya dengan kecepatan rata-rata.

Perjalanan menuju taman tempat mereka bermain ketika SD memakan waktu yang cukup lama karena padatnya lalu lintas. Agaknya langit pun tidak secerah sebelumnya, tetapi Abhim memilih untuk mengabaikan hal itu dan mengajak Kanaya untuk lekas turun dari mobil.

"Udah berapa lama ya, kita nggak ke sini?"

Kanaya menoleh ke samping, sepertinya ia mulai sadar bahwa sejak tadi Abhim berusaha untuk mencairkan suasana.

"Mungkin dua bulan," jawabnya.

Abhim tersenyum tipis, lalu menggerakkan tangan kanannya untuk menarik pipi Kanaya. "Lumayan lama. Itu pasti gegara lo kesibukan."

Kanaya tersenyum kikuk dan mengangguk perlahan. Dalam hati terasa miris karena sebenarnya alasan mereka jarang datang ialah karena Abhim yang terlalu sibuk dengan klub basketnya.

"Gulalinya satu, Mang."

Kanaya dan Abhim pun duduk di kursi taman sembari menunggu gulali merah muda mereka dibuatkan.

Abhim menatap Kanaya dalam diam sembari tersenyum, Kanaya yang ditatap pun merasa gelisah dan bertanya-tanya.

"Lo cantik, Nay, pantes aja Herzkiel naksir," katanya tiba-tiba.

Pipi Kanaya sontak bersemu. "A-apa, sih?"

Abhim pun tertawa melihat kelakuan sahabatnya yang malu-malu kucing.

"Ini gulalinya, Mas..."

"Makasih, Mang. Ambil aja kembaliannya."

Abhim mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu rupiah. Ya, Abhim memang orang yang sangat murah hati, ia bahkan tidak memikirkan seberapa merugi dirinya mengeluarkan uang itu hanya untuk sebuah permen gulali yang tidak seberapa. Hal itu jugalah yang menjadi alasan Kanaya mengagumi pria itu.

Herzkiel [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang