33. Berpisah

4.9K 382 30
                                    

"But now I know a perfect way to let you go, give my last hello, hope it's worth it. Here's your perfect."
~
JAMIE MILLER
_____________________________

PAGI ini Kanaya terbangun dari tidurnya dengan tidak biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PAGI ini Kanaya terbangun dari tidurnya dengan tidak biasa. Ia terbelalak kaget melihat jam dinding telah menunjuk pukul 07.20. Akibat begadang dan menangis semalaman, ia jadi kelelahan dan tanpa sadar terlelap yang berujung kesiangan di keesokan harinya. Padahal, keberangkatan Herzkiel dilaksanakan sekitar empat puluh lima menit lagi. Oleh karena itu, Kanaya buru-buru mencuci muka dan menyikat giginya sebelum pergi ke rumah Herzkiel.

Kanaya sempat membatu ketika melihat sosok Abhim sedang bersandar di pintu mobil miliknya sendiri yang terparkir di halaman depan rumah gadis itu. Sepertinya, pria itu sudah menanti kehadiran Kanaya cukup lama. Buktinya, ia langsung sigap memasang senyum dan melambai-lambaikan tangan.

Kanaya bersikap cuek dan meneruskan langkahnya menuju rumah yang berada tepat di sebelahnya. Ketika ia baru saja hendak mengetuk pintu, Utami sudah lebih dulu keluar dengan seekor kucing berwarna abu-abu yang ada di gendongannya.

"Eh, Kanaya?!"

Utami terlihat agak kaget, tetapi di detik selanjutnya ia menetralkan kembali raut wajahnya.

"Tante, Kak Kielnya ada?"

Kanaya bertanya usai mencium punggung tangan Utami sebagai bentuk kesopanan.

"Ehh... Kiel udah berangkat dari tadi, kata dia pesawatnya berangkat lebih awal."

Dari jawaban Utami, Kanaya yakin wanita paruh baya itu sudah tahu bahwa hubungan Kanaya dan putranya telah berakhir.

"Kalau boleh tau, pesawatnya take off jam berapa ya, Tante?"

Kanaya menebalkan wajahnya untuk bertanya lebih rinci. Bibir bawahnya telah memerah karena dengan sengaja ia gigit untuk menetralkan perasaannya yang campur aduk. Ia takut tidak bisa menemui Herzkiel lagi. Ada banyak hal yang semalam belum sempat ia utarakan, salah satunya adalah Kanaya ingin hubungan keduanya untuk tetap bertahan.

"Kalau nggak salah Kiel bilang jam 08.00 deh, sekitar tiga puluh menit lagi."

Kanaya memeriksa jam melalui ponselnya. Sepertinya masih ada cukup waktu untuk pergi ke bandara. Oleh karena itu, Kanaya buru-buru berpamitan dengan Utami.

Ketika Kanaya hendak melenggang pergi, Abhim buru-buru menahannya.

"Cabut bareng gue, Nay," ujarnya terdengar memerintah.

Kanaya melepas paksa tangan Abhim yang memegang lengannya, lalu menjawab dengan ketus, "Gue bisa sendiri."

"Lo buang-buang waktu kalau pesen Go-Car sekarang, jalanan pasti macet."

Kanaya mendengus gusar, perkataan Abhim ada benarnya. Ia memang tak tahan melihat wajah pria itu, tetapi situasi sedang tidak bisa diajak kompromi, ia harus segera sampai di bandara apapun caranya. Oleh karena itu, Kanaya pun memutuskan masuk ke dalam mobil Abhim dengan perasaan gengsi yang sudah tidak tertolong.

Herzkiel [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang