18. Akrab

8.1K 688 40
                                    

"Started giving up on the word 'forever',
until you gave up heaven, so we could be together."
~
TROYE SIVAN
_____________________________

USIA persahabatan Abhim dan Kanaya mungkin dapat dikatakan lebih dari setengah umur hidup mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

USIA persahabatan Abhim dan Kanaya mungkin dapat dikatakan lebih dari setengah umur hidup mereka. Meskipun begitu, keduanya tidak pernah sama sekali adu mulut ataupun bertengkar. Kemarin malam adalah pertama kalinya Abhim melihat Kanaya marah. Tentu saja ia sangat gelisah. Kemarahan Kanaya seperti memberinya pertanda bahwa gadis itu sudah muak untuk sekadar melihat wajahnya. Karena itu, pagi ini Abhim telah menanti Kanaya di halaman rumah gadis itu untuk mengajaknya berangkat ke sekolah bersama.

Abhim berhenti bersandar di pintu mobilnya ketika melihat Herzkiel keluar dari rumahnya. Tatapan keduanya sempat bertemu sesaat, tetapi Herzkiel lebih dulu memutusnya dengan masuk ke dalam mobil dan memanaskan mesinnya.

Abhim menghela napasnya dengan bola mata terangkat. Baiklah, demi mempertahankan persahabatannya Abhim bersedia untuk menjatuhkan harga dirinya. Ia menghampiri Herzkiel yang masih berada di dalam mobil, lalu mengetuk pintu mobil tersebut hingga pemiliknya menoleh dan keluar.

"Kenapa?" Tanya Herzkiel tanpa basa-basi.

Abhim menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal menggunakan telunjuk. Ia berdeham untuk membasahi kerongkongannya yang dilanda kekeringan.

"Gue..."

Pria itu mengepalkan kedua tangannya. Entah mengapa rasanya berat sekali bagi mulutnya untuk meminta bantuan dari Herzkiel.

"Soal Kanaya?"

Untungnya Herzkiel merupakan seseorang yang cepat tanggap.

"Biarin Naya berangkat ke sekolah bareng gue hari ini," ujarnya setelah cukup lama.

"Kenapa gue harus?"

Abhim berdecak dalam hati. Keangkuhan Herzkiel berhasil mengundang emosinya. Namun, kali ini Abhim tidak akan membiarkan amarah menggelapkan pikiran dan matanya kembali. Ia tidak ingin menyesal di kemudian hari karena sepertinya pria yang kini berdiri di hadapannya telah memiliki arti yang penting dalam hidup Kanaya.

"Gue perlu minta maaf sama dia."

Herzkiel tampak menimbang-nimbang. Namun, diamnya pria itu rupanya telah memakan cukup banyak waktu tanpa disadari. Buktinya, kini Kanaya telah keluar dari rumahnya dan bersiap untuk pergi ke halaman rumah Herzkiel.

Ketika tatapan Abhim dan Kanaya bertemu, gadis itu langsung menghentikan langkahnya. Ia memutar tubuhnya untuk berpaling, tetapi setelah ia sadar bahwa itu berlebihan, ia kembali memutar tubuhnya ke posisi awal.

Dengan kedua tangan yang masuk ke dalam kantung celana, Herzkiel berbisik pada Abhim. "It's up to her."

Abhim memutar bola matanya malas dan mendengus kesal. Tak lama kemudian ia memasang senyuman terbaiknya untuk ditujukan pada Kanaya. Pria itu mengangkat salah satu tangannya untuk melambai.

Herzkiel [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang