20. Konflik

7.4K 606 40
                                    

"Afraid another love lost, I know. Alone in the world you heart's gone so cold.
I know you won't end up with your heart broke. Baby, my love is always enough."
~
HANIN DHIYA
_____________________________

HARI ini Kanaya sengaja untuk bangun lebih pagi dari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HARI ini Kanaya sengaja untuk bangun lebih pagi dari biasanya. Alasannya tidak lain adalah untuk menghindar dari Herzkiel. Ia masih terlalu malu dan tidak enak hati setelah menangis tersedu-sedu dan meminta putus dari pria itu.

Ketika menuruni anak tangga, Kanaya berjengit kaget akan kehadiran pembantu rumah tangganya—Bi Nunung—yang sudah kembali dari kampungnya sejak subuh.

"Eh, Non, udah mau berangkat sekolah?"

Kanaya menganggukkan kepalanya kikuk. Hidungnya bergerak kembang-kempis karena mencium aroma harum yang berasal dari dapur. Agaknya, itu adalah menu sarapan favorit Kanaya, roti bakar.

"Bibi masak roti bakar?"

Alis gadis itu bertaut karena heran. Pasalnya, Bi Nunung tidak pernah membiarkan masakannya ditinggal begitu saja tanpa pengawasan. Namun, kali ini berbeda, Bi Nunung malah menyibukkan diri dengan menyapu lantai ruang bersantai.

"Bunda sama Ayah juga udah pulang ya, Bi?"

Padahal Bi Nunung baru saja ingin menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Kanaya, tetapi gadis itu sudah lebih dahulu berjalan penuh semangat ke dapur.

Sesampainya di dapur, Kanaya terbelalak kaget dan lekas bersembunyi di balik tiang tembok. Sayangnya, keberadaan gadis itu telah ditangkap oleh Herzkiel. Pria itu tersenyum tipis tanpa membalikkan tubuh ataupun menolehkan kepalanya. Ia tahu Kanaya akan menghindarinya, maka dari itu ia memutuskan untuk bangun sangat awal dan memasak sarapan di rumah gadis itu sehingga Kanaya tidak memiliki alasan untuk pergi ke sekolah tanpanya.

"Non, ngapain di situ?"

Kepolosan Bi Nunung membuat Kanaya frustrasi, sedangkan Herzkiel hanya bisa terkekeh geli secara diam-diam.

Tahu dirinya sudah ketahuan, Kanaya pun memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyiannya, ia tersenyum kikuk ke arah Herzkiel yang saat itu juga baru saja membalikkan tubuhnya.

"Pagi, Kak," sapanya.

"Pagi," sahut Herzkiel seadanya.

Kanaya menoleh sejenak ke arah Bi Nunung yang kembali menyibukkan dirinya dengan bersih-bersih. Perlahan, tetapi pasti Kanaya mulai melangkah mendekat ke arah Herzkiel. Ia memerhatikan Herzkiel yang tampak andal dalam menggunakan mesin pemanggang roti.

"Selai cokelat nggak masalah, kan?"

Kanaya yang terlalu fokus memerhatikan wajah tampan kekasihnya tidak menyahut.

"Na?"

"H-hah?"

"Lo suka selai cokelat, nggak?"

Kanaya buru-buru menganggukkan kepalanya dan berkata, "Suka kok, Kak."

Herzkiel [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang