05. Dekat & Jauh

11.6K 811 26
                                    

"You don't give a damn about me."
~
OLIVIA O'BRIEN
_____________________________

TIDAK seperti biasanya, pagi-pagi sekali Kanaya telah bangun, mandi, dan mempersiapkan dirinya untuk pergi ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TIDAK seperti biasanya, pagi-pagi sekali Kanaya telah bangun, mandi, dan mempersiapkan dirinya untuk pergi ke sekolah. Gadis itu tersenyum puas ketika  melihat hasil kerja kerasnya tadi malam terbayar sempurna, celana milik Herzkiel yang kotor karena ulahnya telah kembali bersih dan rapi seperti semula.

Kanaya membuka laci meja belajarnya untuk mencari paper bag sebagai pelapis celana tersebut. Namun, ketika ia berhasil menemukan benda itu, perhatiannya malah teralihkan ke arah sebuah buku diary yang sudah satu minggu ini ia anggurkan. Lantas saja Kanaya mengambilnya kemudian memasukkannya ke dalam ransel. Rencananya, ia akan mencari waktu senggang untuk mengisi lembaran baru di buku itu.

Diary itu telah mendengar kisah Kanaya selama satu tahun ini. Terdengar cringe, tapi Kanaya memang terbiasa mencurahkan segala isi hatinya ke benda mati itu. Menurutnya, diary adalah penjaga rahasia terbaik. Bicara tentang diary, Kanaya sebenarnya memiliki dua buku lagi yang setiap lembarannya sudah terisi. Kebiasaan menulis diary-nya dimulai sejak ia menginjak kelas 3 SMP, dimana saat itu ia juga mulai menyukai Abhim. Maka dari itu, tak heran apabila isinya didominasi dengan nama pria itu.

Entah angin lewat apa, Kanaya tiba-tiba saja meloloskan tawanya. Ia teringat akan kejadian semalam, dimana Magenta dan Tristan terlihat sangat terkejut ketika mendengar fakta bahwa Herzkiel dan dirinya adalah tetangga. Raut wajah yang kedua pria itu keluarkan sungguh unik. Andai saja ada orang selain Kanaya yang melihatnya, sudah pasti popularitas kedua anggota AS3 pria itu akan menurun. Mereka benar-benar terlihat jelek ketika terkejut.

Tok, tok, tok!

Kanaya menghentikan tawanya dan lekas membuka pintu kamar.

Cklek!

"Non, udah bangun?!" Bi Marlina terlihat kaget melihat putri majikannya telah bangun dan berpakaian rapi, padahal biasanya di jam ini Kanaya masih bergelut di dalam selimutnya.

Kanaya menyunggingnya senyuman sombongnya dan berkata, "Iya dong, Bi."

Bi Marlina menggaruk kepalanya kikuk sebelum mengacungkan jempolnya untuk memberi Kanaya apresiasi.

"Kalau begitu, Non langsung turun aja, Ibu sama temen-temen Non sudah menunggu untuk sarapan bareng."

Kanaya mengernyitkan dahinya keheranan. Tumben sekali Abhim tiba di rumahnya sepagi ini, padahal biasanya untuk sampai tepat waktu saja sulit. Tak ingin banyak berpikir, Kanaya pun memutuskan untuk turun dan bertanya sendiri pada pria itu. Namun, ketika ia sampai di ruang makan, ia malah melihat Herzkiel, Magenta, dan Tristan duduk sejajar di kursi makannya.

Ah, Kanaya jadi teringat akan ucapan Bi Marlina beberapa menit lalu. Wanita paruh baya itu mengatakan 'teman-teman', yang berarti jamak.

"Pagi, Bun."

Herzkiel [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang