38. Jauh Dari Ekspetasi

5K 428 36
                                    

"I bite my tongue, it's a bad habit, kinda mad that I didn't take a stab at it."
~
STEVE LACY
_____________________________

MALAM ini Kanaya berencana untuk menginap di rumah kedua orang tuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MALAM ini Kanaya berencana untuk menginap di rumah kedua orang tuanya. Ia sengaja melakukan itu agar tidak terlalu lama bersedih sendirian. Selain itu, Kanaya juga amat merindukan Kanzel—kucingnya—yang ia titipkan di rumah Utami beberapa waktu silam.

Kanaya memarkirkan mobilnya di halaman depan rumah, alisnya saling bertaut ketika melihat pintu rumahnya terbuka lebar dan lampu di ruang tamu menyala. Kanaya menghela napasnya gusar, tampaknya sedang ada tamu di rumah. Malas memberi salam membuat perempuan itu pun memutuskan untuk turun dan pergi ke rumah Utami. Sayangnya, walau sudah menekan bel berkali-kali, tidak ada jawaban dari sang tuan rumah yang membuat Kanaya berpikir bahwa rumah itu mungkin saja sedang kosong.

Alhasil, Kanaya kembali ke halaman rumahnya, melepas alas kaki, dan bersiap untuk menyambut kehebohan kedua orang tuanya karena melihatnya berkunjung secara mendadak.

"Assalamualaikum..."

Sapaan itu tidak mendapat balasan yang membuat Kanaya berpikir mungkin suaranya terlalu kecil. Oleh karena itu, ia pun melangkah menuju ruang tamu dan melihat Galang dan Yusmala sedang berbincang serius dengan tiga orang yang duduk membelakangi Kanaya.

"Assalamualaikum, Yah, Bun..."

Akhirnya kedua orang tua Kanaya menoleh disertai dengan tiga orang lainnya yang membuat Kanaya membeku secara tiba-tiba. Di sana, tepatnya di antara Ravi dan Utami, Herzkiel terlihat duduk tenang memandangnya.

"Waalaikumussalam," jawab Galang dan yang lainnya. Tak lama kemudian, Galang menatap Herzkiel dan berkata, "Kembali ke topik pembicaraan yang tadi... apa kamu serius dengan ucapanmu, Herzkiel?"

Herzkiel memutuskan kontak matanya dengan Kanaya untuk menatap Galang. Pria itu menganggukkan kepalanya tanpa ragu.

"Saya sudah memikirkan hal ini dengan matang, Om... saya benar-benar ingin menjadikan Kanaya sebagai istri sah saya."

BOOM!

Seperti ada ledakan yang bersarang di jantung Kanaya ketika mendengar kalimat itu keluar dari bibir Herzkiel. Ia sangat kaget hingga kakinya tiba-tiba kehilangan tenaga dan membuatnya mau tidak mau harus berpegangan ke dinding.

"Kanaya memang belum tau tentang hal ini, tapi jika Om dan Tante berkenan dan mengizinkan, saya akan berbicara lebih lanjut dengan Kanaya."

Galang menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. "Silakan..."

Herzkiel pun berdiri dari bangkunya, lalu berjalan mendekati Kanaya yang menatapnya dengan raut wajah tak percaya. Tanpa berkata apa-apa, Herzkiel menuntun Kanaya untuk berjalan mengikutinya ke halaman depan rumah guna membuat pembicaraan mereka lebih privat.

"Lepas."

Kanaya menjauhkan dirinya dari Herzkiel usai mereka tiba di halaman depan rumah. Perempuan itu menatap Herzkiel dengan tangan yang berkacak pinggang.

Herzkiel [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang