Part 34

10.7K 1.6K 759
                                    

TERKADANG, setelah semua yang terjadi selama Rose datang dan tinggal di apartemen Jaehyun, Taeyong ingin menyerah; pergi meninggalkan kekasih yang sangat ia cintai itu. Jika di bilang lelah, tentu saja, memang sampai kapan Taeyong bisa menahan perasaan jengkel yang bercokol di dada? Ia tidak mau terus mengalah, membiarkan Rose mengambil seluruh perhatian Jaehyun.

Namun Taeyong belum pernah mengatakan apapun kepada Rose tentang rasa tidak nyaman yang ia rasakan, karena Taeyong masih menghargai wanita yang sedang hamil itu. Hanya saja bila di biarkan terlalu lama, Taeyong juga muak, ia ingin mengutarakan seluruh kekesalan yang menggerogoti hatinya secara perlahan.

Taeyong tersentak ketika merasakan dingin di pipi, ia menoleh, menemukan Mingyu yang tersenyum dengan satu kaleng cola yang menempel di pipi Taeyong.

"Jangan melamun," ujar Mingyu lembut, ia duduk di samping Taeyong, memerhatikan Ten dan Doyoung yang sedang beradu mulut di depan mereka. "Kau sedang memikirkan sesuatu?"

Taeyong mendengus, ia mengenggam cola yang baru saja di berikan oleh Mingyu dan membukanya. Ini hari Rabu, ujian telah selesai sejak satu minggu lalu, hanya saja Ten mengajaknya keluar hari ini. Taeyong tidak tahu bahwa temannya itu juga mengajak Mingyu. Mereka berempat sedang menghabiskan waktu di taman yang terletak di sebelah pusat perbelanjaan.

Ini pukul lima sore, taman tersebut cukup ramai, banyak orang yang menghabiskan waktu di sana untuk berolahraga atau sekedar bermain bersama.

"Memikirkan apa?" tanya Mingyu untuk yang kedua kali, Taeyong masih belum menjawab pertanyaannya.

"Tidak ada." Taeyong meneguk cola yang ada di tangan, membasahi tenggorokan dengan minuman dingin tersebut, "apa kau sudah menentukan akan masuk ke universitas mana?" ia mengalihkan pembicaraan.

Mingyu berdehem dan menatap Taeyong. "SNU," ia menggusap tengkuknya. "Bagaimana denganmu?"

"Aku juga ingin masuk SNU, bahkan sudah mendaftar di sana." terima kasih pada Donghae yang menyuruh Jaehyun mengurus seluruh berkas Taeyong agar bisa mendaftar di SNU, "tapi entahlah, lihat nanti."

Sebelah alis Mingyu terangkat. "Lihat nanti?"

"Aku menunggu Ayahku pulang, tapi dia bilang masih ada banyak pekerjaan di luar negeri yang harus di urus sebelum pulang ke Korea." gumam Taeyong pelan, ia kembali menyesap cola di tangan, "aku ingin tinggal bersamanya lagi."

Oh benar, Mingyu dengar dari Ten jika kini Taeyong tinggal bersama adik Ayahnya, tapi ia tidak tahu bila info tersebut benar atau tidak. Sebagai anak semata wayang yang hanya memiliki orang tua tunggal, mungkin memang sulit bagi Taeyong untuk bertahan tanpa Ayahnya.

"Kenapa, tidak senang tinggal bersama saudaramu?"

Mendengar itu Taeyong tertawa kecil. Saudara? Ia tidak tahu Mingyu mendapat info dari mana, tapi itu terdengar menggelikan.

Awalnya Taeyong senang tinggal bersama Jaehyun, tapi kini ia sudah tidak tahu lagi. Jaehyun terus memberi janji tentang menjadikannya sebagai prioritas, menjauhi Rose atau hal lainnya. Tapi, janji hanya janji. Belum tentu di tepati karena sampai saat ini, Taeyong masih merasa jika Jaehyun terus menuruti beberapa kemauan Rose.

Lalu apa, setelah Taeyong terluka dan menangis, apa Jaehyun akan meminta maaf terus menerus seperti biasanya? Apa Jaehyun akan menangis untuknya lalu menyuruh Taeyong agar tetap tinggal di sisinya? Itu sudah kadaluwarsa.

Kenyataannya, Jaehyun sama sekali tidak menangkap apa yang sebenarnya Taeyong inginkan. Memang, Taeyong sangat lemah terhadap seluruh pesona Jaehyun, ia bahkan terus memaafkan lelaki itu tanpa syarat. Namun jika terus seperti ini, Taeyong tidak tahan lagi.

Certain Things《Jaeyong》✔Where stories live. Discover now