Part 14

29.6K 4.8K 780
                                    

KARENA tidak memiliki kegiatan lain, siang ini Jaehyun memutuskan untuk menikmati waktu seraya membaca buku di pinggir sungai han. Cuaca tidak panas, sedikit mendung, mungkin sore nanti akan turun hujan, tapi Jaehyun memang menyukai suasana seperti sekarang.

Lagi pula Jaehyun sudah membawa payung. Ia mengenakan celana jeans panjang hitam, kaus hitam lengan pendek serta jaket parasut putih untuk menghalau angin dingin yang menganggu. Iris cokelat tua Jaehyun terpaku pada buku di genggaman tangan, membaca setiap untaian kata tanpa mempedulikan orang yang berlalu lalang di hadapannya.

A Tale of Two Cities karya Charles Dickens adalah novel yang Jaehyun pilih untuk menemani waktu senggang. Novel tersebut menceritakan keadaan buruk petani Prancis dalam tahun-tahun sebelum revolusi, kebrutalan yang ditunjukkan kaum revolusi terhadap aristokrat pada awal revolusi, dan paralel dengan kehidupan sosial di London pada periode yang sama.

Sudah Jaehyun katakan bahwa ia tidak membaca novel romance, membuat pun tidak bisa. Mungkin suatu saat Jaehyun perlu belajar memahami kisah cinta klise ala novel romance yang begitu laku di pasaran. Uang yang ia dapatkan pasti lebih banyak bila ia membuat novel klise seperti itu.

Menghela napas panjang, Jaehyun meraih ice americano miliknya yang sempat ia beli di kedai kopi lalu menyeruput kopi dingin itu perlahan, merasakan pahit yang mendera pangkal lidah, ini kesukaan Jaehyun.

Ponsel Jaehyun yang tersimpan di kantung celana berdering, ia mengambil benda pipih itu, melihat nama yang tertera di layar 'Lee Taeyong' tanpa membuat si penelepon menunggu lama, Jaehyun segera mengangkat panggilan tersebut.

"Ahjusshi!"

Kedua sudut bibir Jaehyun terangkat; membentuk senyum kecil ketika mendengar suara bernada ceria dari seberang sana. "Ada apa Taeyong?"

"Hari sudah sangat gelap di sini, sepertinya akan turun hujan!" Taeyong menggerutu, ia mengetuk layar belakang ponsel, menimbulkan suara yang sedikit menganggu, "bisakah Ahjusshi menjemputku? Aku bisa menunggu di halte bis!"

Jaehyun mendongak; menatap gumpalan awan berwarna abu yang sudah memenuhi langit. "Aku sedang berada di sungai han sekarang, dekat dengan sekolahmu, mungkin membutuhkan waktu sepuluh hingga lima belas menit bila berjalan kaki. Tapi aku tidak membawa kendaraan, bagaimana?"

Taeyong menghela napas di seberang sana. "Tapi Ahjusshi bisa menjemputku?"

"Bisa.."

"Jika begitu tidak masalah! Ahjusshi membawa payung?"

"Aku membawanya." gumam Jaehyun seraya melirik payung yang tergeletak di sisinya.

"Baiklah!" seru Taeyong senang, "jemput aku di halte bis dekat sekolah, kita pulang bersama, call?!"

Lagi, Jaehyun tersenyum, Taeyong sangat menggemaskan. "Baiklah, aku akan menghubungimu bila sudah sampai."

"Huum! Sampai nanti Ahjusshi!"

"Sampai nanti, Taeyong."

Setelah itu panggilan terputus, Jaehyun menutup buku yang ia baca dan memasukan ponsel ke kantung celana. Ice americano nya masih tersisa setengah, mungkin Jaehyun akan membuang minuman pahit itu karena sekarang ia perlu bergegas menjemput Taeyong sebelum hujan turun.

Seharusnya Jaehyun membawa kendaraan, tapi tadi ia terlalu malas menyetir dan tidak menduga bahwa ia harus menjemput Taeyong seperti sekatang. Namun, Jaehyun rasa lain kali ia perlu membawa kendaraan agar bisa kemanapun dengan mudah.

Certain Things《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang