part 7

356 55 5
                                    

Hai gays apa kabar?
Buat kalian yang menemukan typo bantu komen ya dan juga jangan lupa kasih vote.
Mampir juga ke IG : hsnlsr_
         Tik tok : hsnlsari

Happy reading














Setelah kejadian tadi, di mana Fayra di hina habis-habisan oleh keluarganya atas tuduhan yang di berikan Alvin tadi siang.

Jadi malam ini setelah berhasil keluar dari rumahnya, Fayra duduk sendiri di taman kota. Isi kepalanya sangat rumit saat ini.

Dan sampai sekarang kepalanya di isi oleh perkataan kotor Alvin tadi siang, yang membuat Fayra merasa bahwa tubuhnya adalah tubuh yang paling kotor.

Fayra memang hanya duduk tanpa menangis, dia hanya menatap kosong ke depan. "Pa, Fayra kangen papa" gumam gadis itu yang akhirnya pertahanannya runtuh. Dia mulai menangis, dia lelah dengan semuanya.

"Fayra capek pa, papa kapan pulang." Gumam gadis itu lagi.

"Fayra ngga benci mama kok pa, tapi Fayra cuma mau di perlakukan adil dan di sayang kaya kak Nancy. Fayra ga iri pa, Fayra selalu ingat kok kata papa yang selalu ingatin Fayra biar ngga jadi orang yang suka iri. Tapi Fayra cuma pengen mama juga sayang sama Fayra. Fayra pengen di peluk mama pa, mama bukan mama yang jahat kok, mama baik banget, tapi entah kenapa Fayra belum memahami kebaikan mama itu. Mungkin emang mama itu gitu ya pa, nunjukin sayangnya diam-diam" ucap Fayra dengan tersenyum namun air matanya tidak berhenti untuk turun.

"Shutt ngga usah nangis, Lo cerita aja sama gue kalau emang Lo butuh teman buat curhat. Ngapain Lo curhat sama pohon, pohon ngga akan ngasih solusi." ucap seorang laki-laki yang baru datang dan langsung menarik tubuh Fayra ke dekapannya.

Laki-laki itu Aska yang memang sedari tadi kebetulan sedang berada tak jauh dari Fayra.

"Apaan sih, gue ngga nangis" ucap gadis itu dan langsung menghapus air matanya dan mulai langsung menjauh dari Aska.

"Boong" ledek Aska yang mengusap sisa air mata yang ada di pipi Fayra.

"Ga jelas deh, udah ah gue mau pulang." Ucap Fayra hendak beranjak namun tarikan Aska membuat Fayra kembali duduk.

"Enak aja mau pulang. 2 hari ngga ada kabar, masa mau pergi lagi sih. Pacarnya kangen nih" ucap Aska mendramatis.

"Lebay Lo."

"Serius cantik" goda Aska.

"Ngga tanya, udah ah gue mau pulang" ucap Fayra.

"Lo di sini dari jam berapa?" Tanya Aska tiba-tiba.

"Jam 4" jawab Fayra seadanya.

Aska langsung melihat ke arah jam yang melingkar di tangannya.

"Yok makan dulu, Lo pasti belom makan." Ajak Aska.

Tentu saja remaja itu tidak lupa bahwa gadis kesayangannya ini memiliki mag yang kapan saja bisa kambuh kalau gadis itu tidak makan dengan teratur.

"Lo aja, gue lagi pengen sendiri Ka." Ucap Fayra.

"Ra lihat mata gue" ucap Aska dan langsung membawa Fayra menghadap ke arahnya. "Lo ngga harus hadapin masalah Lo sendiri, Lo bisa coba buat curhat agar sedikit masalah Lo berkurang Ra. Walau mungkin orang yang Lo curhatin itu ngga bisa ngasih solusi setidaknya ada sedikit kelegaan pada diri Lo setelah cerita." Ucap Aska dan terus menatap manik mata Fayra.

Entah kenapa tiba-tiba bibir Fayra terangkat mendengar ucapan dari Aska, namun tak lama dari itu gadis cantik itu kembali cemberut mendengar ucapan laki-laki di depannya ini.

Kita dan Takdir (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang