part 25

140 25 2
                                    

Hai gays apa kabar?
Buat kalian yang menemukan typo bantu komen ya dan juga jangan lupa kasih vote.
Mampir juga ke IG : hsnlsr_
Tik tok : hsnlsr
Btw ada yang nunggu author up ngga? Jangan lupa komen untuk part selanjutnya.


















































"aduh sayang sakit banget ya, pasti bunda nekennya terlalu keras ini" ucap Hani yang tidak tega karena Fayra terus meringis.

"Nggak kok Bun, emang salah Fayra aja kemarin nggak langsung Fayra obatin. Sekarang jadi parah deh" jawab gadis itu.

"Yaudah berhenti dulu biar kamu rileks, bunda mau ke atas bentar. Kamu jangan keluar loh, bahaya kalau Aska lihat kamu kaya gini," peringat bundanya karena saat ini Fayra hanya menggunakan tank top saja karena kaos oblongnya dia lepas.

"Iya Bun" jawab Fayra.

Setelah itu Hani mulai beranjak meninggalkan kamarnya, Fayra pun akhirnya bisa bernafas lega. Jujur saja lukanya cukup perih, di tambah dengan sakit di perutnya rasanya Fayra ingin pingsan saat ini.

"Ya Allah, sakit banget" gumamnya dan terus meremas perutnya berharap sakitnya sedikit berkurang, sedari tadi Fayra mencoba untuk tidak memperlihatkan sakitnya dia takut Hani malah semakin khawatir.

"Loh bunda kok di sini, Fayra mana?" Tanya Aska pada Hani yang baru memasuki kamar remaja itu.

"Fayra di kamar bunda" jawab Hani.

"Nggak bunda suruh makan, Fayra ada mag Bun. Dan pastinya dari pagi dia blom makan" ucap Aska yang langsung panik.

"Ih kamu sih nggak ngasih tau bunda, udah buruan turun" perintah Hani dan langsung berlalu dari kamar anaknya.

Hani langsung mengambil makanan di dapur dan tak lupa mengambil obat mag sebelum kembali masuk ke dalam kamarnya.

"Sayang makan dulu ya bunda siapin" ucap Hani dan langsung duduk di sebelah Fayra yang benar-benar terlihat sangat lemas.

Hani pun dengan telaten mulai menyuapi Fayra, hingga piring yang tadinya penuh pun langsung ludes.

"Nih obatnya kamu minum ya," ucap Hani dengan lembut. Fayra pun langsung meminum obat yang di berikan Hani, Fayra sangat berharap obat ini bisa sedikit mengurangi sakit di perutnya.

"Makasih bunda," ucap Fayra dengan tulus walau suaranya benar-benar pelan.

Hani terenyuh beberapa saat dengan senyum Fayra, "melihat gadis ini aku semakin merindukan anakku," batin Hani.

"Sama-sama sayang, yaudah kamu tidur ya. Jangan miring tidurnya biar luka kamu nggak-

Brakk...

"Astaghfirullah!" Kaget Hani dan Fayra bersama.

Melihat Aska di depan pintu Fayra dengan segera menutup tubuhnya yang setengah telanjang dengan selimut, ingat saat ini Fayra hanya menggunakan tank top.

Hani langsung berdiri dan menghampiri Aska, "dasar anak bandel ini, kenapa nggak ketuk pintu dulu" kesal Hani pada anaknya dan memberi cubitan ringan di telinga laki-laki itu.

"Maaf Bun, Aska kan nggak tau. Biasanya juga Aska langsung masuk" ucap laki-laki itu berusaha membela dirinya.

"Ya tadi kan bunda udah bilang kalau Fayra di kamar bunda, harusnya kamu ketuk pintu dulu. Udah sana kamu keluar," usir Hani pada anaknya.

"Iya-iya Bun, ini Aska keluar," laki-laki itu pun dengan berat hati langsung berjalan meninggalkan kamar bundanya menuju ruang makan.

"Aduh sayang bunda jadi ikut kaget, emang dasar bandel anak bunda satu itu" ucap bunda Hani pada Fayra.

Kita dan Takdir (On Going)Where stories live. Discover now