part 32

66 8 0
                                    

Fayra tertawa nyaring, "GUE UDAH KOTOR ASKA!, Lo ngga mau cobain gue juga? Sini-sini" tunjuk Fayra pada bibirnya, "di sini tempat kak Alvin cium gue kemarin, Lo mau cobain. Tapi gue yakin Lo nggak Sudi Ka, kan gue udah kotor" racau Fayra.

Keadaan Fayra beberapa hari ini cukup memprihatinkan, Aska sendiri bahkan tidak tega hanya untuk melihat keadaan kekasihnya itu.

"Aska ayo tidurin gue sekalian Ka, biar gue ada alasan buat pergi" kata yang terdengar begitu menyakitkan di telinga Aska.

"Lihat ini Ka," tunjuk Fayra pada bagian payudaranya, "kak Alvin kemarin pegang ini, tapi Fayra tepis. Mungkin kalau Fayra nurut kak Alvin nggak bakal marah dan pukul Fayra" kata gadis itu, "ini, kemarin kan Alvin cium Fayra di sini" kata Fayra menunjuk bagian lehernya.

"Makasih ya Aska udah tolongin Fayra kemarin, tapi seharusnya Aska nggak usah Dateng nggak papa, jadi biar Fayra puasin kak Alvin dan Fayra bisa pergi. Kan kalau Fayra udah nggak ada kalian semua aman, si pembawa sial ini udah mati. Kamu sekarang jangan deket-deket Fayra ya, Fayra itu pembawa sial, nanti kamu kena sial kaya kak Alvin kalau deket-deket Fayra"

"Stop Ra, stop. Lo bukan pembawa sial" ucap Aska yang langsung membawa kekasihnya itu kedalam dekapannya.

Bahkan laki-laki itu sekarang menitikkan air matanya melihat keadaan Fayra yang semakin kacau, "gue harusnya kemarin datang lebih cepet ya Ra, biar Alvin nggak ngelakuin itu semua ke Lo" ucap Aska.

Fayra mendengar ucapan Aska hanya bisa menangis, bahkan saat ini gadis itu benar-benar pasrah.

Seminggu Fayra di jaga oleh anggota Aodra di markas, dan tidak ada yang mengetahui keadaan gadis itu selain anak-anak Aodra dan Feli.

Feli bahkan sekarang sudah menolak untuk datang ke markas Aodra, gadis itu tidak sanggup melihat keadaan sahabatnya yang semakin memprihatinkan.

Bahkan beberapa kali anak-anak Aodra melihat Fayra hampir mencoba bunuh diri, Aska yakin yang di alami Fayra sekarang bukan hanya karena kejadian kemarin. Namun juga semua masalah, dan trauma-traumanya yang dia pendam sendiri akhirnya dia luapkan.

Fayra dinyatakan depresi oleh kak Azman, tapi kak Azman menyuruh Aska untuk menghubungi psikolog untuk memastikan keadaan Fayra lebih pasti.

"Gue udah nyerah Ka" kata Fayra sebelum gadis itu akhirnya pingsang, mungkin karena kehabisan tenaga dan tidak ada makanan sedikit pun yang masuk ke dalam perutnya.

"Gue bener-bener bakal bikin Alvin nggak akan bisa lihat dunia lagi Ra. Laki-laki brengsek kaya dia nggak seharusnya hidup" kata Aska.

Aska tidak menyangka, yang dia kira hanya masalah antar gengnya saja namun ternyata juga menyeret gadisnya yang sebenarnya tidak tau apa-apa.

...

"Sebenarnya apa yang membuat Alvin sampai seperti ini kak?" Tanya Aida pada Ronal setelah mendapat kabar keponakannya koma.

"Ini semua gara-gara anak sialanmu itu Aida, dia benar-benar pembawa sial. Seharusnya kamu nurut dengan apa yang ibu ucapakan dulu, keluarga kita pasti sekarang damai" marah Asmi pada Aida.

"Benar yang di ucapkan ibu, seharusnya kamu dulu membuang anak itu saja. Lihat Aida, anakku seperti ini gara-gara anak sialanmu itu. Aku harus memberi pelajaran pada dia" kata Sinta.

"Tapi bagaimana bisa kak? Dia gadis yang lemah mana mungkin bisa sampai membuat keadaan Alvin seperti ini?" Tanya Aida kebingungan.

"Kamu tidak tau saja Aida, anakmu itu licik" kata Ronal, "di mana dia sekarang, aku harus memberi dia pelajaran yang nggak akan dia lupakan seumur hidupnya" lanjut Ronal dengan tatapan marah.

Kita dan Takdir (On Going)Where stories live. Discover now