part 23

135 18 0
                                    


Hai gays apa kabar?
Buat kalian yang menemukan typo bantu komen ya dan juga jangan lupa kasih vote.
Mampir juga ke IG : hsnlsr_
Tik tok : hsnlsr
Btw ada yang nunggu author up ngga? Jangan lupa komen untuk part selanjutnya.

Dan maaf banget buat para reader di cerita ini author jarang up karena udah kelas 9 dan sebentar lagi akan memasuki ujian kelulusan jadi author harus mencuri-curi waktu agar cerita ini bisa up di kesibukan author akhir-akhir ini. Terimakasih buat kalian yang setia menunggu cerita ini up, Happy reading.








































Tak terasa hari ini adalah hari keberangkatan papanya kembali ke Singapura, rasanya Fayra sungguh berat untuk kembali berjauhan dengan papanya.

"Sayang kamu hati-hati ya, jaga mama. Nancy juga jangan sering ngambek kasian mama," ucap Evan sebelum benar-benar meninggalkan keluarga kecilnya.

Mendengar ucapan papanya barusan Nancy tentu saja langsung masam, selalu saja Fayra yang di bangga-banggakan papanya.

"Iya, papa juga hati-hati ya. Biar mama yang jaga anak-anak, papa jangan kepikiran" ucap Aida pada suaminya.

Sedangkan Fayra sendiri rasanya amat sangat berat hanya untuk mengucapkan hati-hati pada papanya, gadis itu masih ingin papanya tetap di sini.

Evan pun sebelum benar-benar berangkat dia tidak lupa memeluk anak beserta istrinya, "papa berangkat ya, kalian hati-hati. Nanti kalau papa sampai papa hubungi ma," ucap Evan.

"Tentu pa" jawab Aida.

Dan mobil yang di tumpangi papanya pun akhirnya mulai berjalan meninggalkan rumah mereka, di dalam mobil Evan pun masih sangat berat untuk meninggalkan anak bungsunya.

Melihat mobil papanya yang sudah tidak terlihat Fayra pun bergegas untuk langsung kembali masuk ke dalam kediamannya.

"Fayra mama mau ngomong sama kamu!" Ucap Aida pada Fayra.

"Nanti aja ma, Fayra masih banyak tugas" jawab gadis itu dan langsung kembali melanjutkan langkahnya.

Gadis itu berusaha untuk menghiraukan panggilan dari mamanya.

"Kurang ajar, sudah berani di sama mama" kesal Aida melihat respon Fayra.

"Tuh kan ma, Nancy kan udah bilang sekali-kali mama itu harus kasih pelajaran sama anak itu. Tau kan sekarang dia makin nggak tau diri" kata Nancy pada mamanya.

"Benar yang kamu bilang, mama harus kasih pelajaran sama anak itu" ucap Aida dan langsung bergegas menuju kamar Fayra.

Sedangkan Fayra sendiri sekarang sudah bermain dengan kucing pemberian Ilham, "Moly tau ngga aku lagi sedih loh" ucap Fayra pada kucingnya.

Seakan tau apa yang di ucapkan majikannya kucing itu mengeluarkan suara lembutnya.

Sembari mengelus bulu-bulu kucingnya Fayra ingat sesuatu, "Moly tunggu ya, aku ada hadiah buat kamu" ucap gadis itu dan beranjak menuju laci di kamarnya.

Sebelum mengambil apa yang dia tuju, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dengan keras.

"Mama" gumam gadis itu.

Aida yang melihat ada anak kucing di dalam kamar Fayra pun langsung naik pitam, "berani sekali kamu memasukkan hewan menjijikan ini ke dalam rumah, gadis bodoh!" Teriak Aida pada Fayra.

Melihat ke marahan mamanya Fayra pun langsung mengambil Moly dan melindungi kucing itu di pelukannya.

"Buang dia Fayra! JANGAN BIKIN MAMA MARAH" bentak Aida pada Fayra.

Kita dan Takdir (On Going)Where stories live. Discover now