PART 13

285 40 5
                                    

Hai gays apa kabar?
Buat kalian yang menemukan typo bantu komen ya dan juga jangan lupa kasih vote.
Mampir juga ke IG : hsnlsr_
         Tik tok : hsnlsr
Btw ada yang nunggu author up ngga?

Happy reading
































"Ka Lo udah di tunggu pak Eza di depan." Ucap salah satu temen kelasnya.

Pak Eza adalah guru olahraga yang juga memegang ekstrakurikuler basket.

"Ngapain?" Tanya Aska.

"Latihan katanya." Jawab teman sekelas Aska itu.

Aska pun mengangguk dan mulai berjalan menuju ruang ganti.

Setelah mengganti seragamnya dengan baju basket Aska segera beranjak menuju lapangan. laki-laki itu berjalan dengan membawa bola basket di tangannya, pemandangan Aska tentu tidak di lewatkan oleh siswi-siswi HIS.

"Aska." panggil seseorang yang membuat langkah Aska berhenti, laki-laki itu menoleh hendak melanjutkan langkahnya namun orang yang memanggilnya tadi menahan lengannya.

"Lepas!" Ketus Aska.

Nancy yang mendapat perlakuan ketus dari Aska pun tidak goyah, wanita itu malah tersenyum lembut.

"Aska ini jaket kamu, makasih ya." Ucap Nancy dengan senyum yang belum pudar.

"Kenapa bisa di Lo?" Tanya Aska.

"Kan kamu yang pinjemin aku" ucap Nancy dengan percaya diri.

Aska mengangkat sebelah alisnya hendak mengeluarkan bantahan tapi ternyata sudah ada pak Eza yang memanggilnya.

"Aska buruan, dari tadi bapak cari kamu." Ucap pak Eza.

"Iya pak" jawab Aska.

Sebelum benar-benar pergi Aska memberikan tatapan yang sangat tajam pada Nancy.

"Kak Aska beneran sama Nancy ya?"

"Iya kali, tapi ngga papa lah. Nancy kan cantik baik, udah gitu pinter."

"Iya gue juga dukung banget kalau mereka beneran jadian."

"Kalau gue sih ngga, lagian gue denger-denger kak Aska udah punya pacar. Tapi ngga sekolah di sini."

Nancy yang mendengar banyak pujian yang di lontarkan padanya pun merasa senang, gadis itu tersenyum senang dan setelah itu berlalu begitu saja.

...

"Aska, Alvin kalian berdua tidak bisa kah berlatih dengan serius. Latihan kita sudah tidak lama, dan kalian berdua ini pemain penting. Cepat berlatih dengan serius." Marah pak Eza pada Alvin dan Aska yang sedari tadi terus berkelahi hanya karena masalah-masalah sepele.

"Untuk latihan pada siang hari ini bapak sudahi. Untuk Aska dan Alvin, kalian berdua tetap di sini." Ucap pak Eza.

Akhirnya semua anak basket pergi meninggalkan lapangan dan hanya menyisakan pak Eza, Aska dan Alvin.

Kedua remaja itu saling menatap tajam satu sama lain.

"Kalian berdua kalau masih tidak bisa mengikuti arahan dari saya kalian boleh keluar dari tim basket ini." Tegas pak Eza.

"Kalian berdua ini sudah kelas dua belas, seharusnya kalian bisa menjadi contoh untuk adik kelas kalian." Ucap pak Eza lagi.

"Kamu juga Aska, sebagai kapten dan pemimpin kamu seharusnya bisa lebih bijaksana lagi dalam menyikapi."

Kita dan Takdir (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang