Obat Penawar Untuk Jiwa

971 165 21
                                    

A laughter is the best medicine.

***

Sepanjang perjalanan kembali ke rumah Oma Marie Jiwa memandang keluar memperhatikan taman bunga matahari yang sudah sejak lama ingin dia datangi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepanjang perjalanan kembali ke rumah Oma Marie Jiwa memandang keluar memperhatikan taman bunga matahari yang sudah sejak lama ingin dia datangi. Tapi tidak mungkin mengajak Oma Marie ke sana. Tanpa sadar senyum melengkung di wajah mungil Jiwa saat melihat seorang ayah sedang mengambil foto putrinya.

Ini pertama kalinya Raga melihat Jiwa tersenyum.

"Mau gue fotoin juga?" suara Raga membuyarkan lamunan Jiwa.

"Boleh Ga?" Jiwa membalas dengan antusias.

Raga mengangguk.

Sementara Raga menepikan mobil, Jiwa tersenyum lagi dan merogoh ponsel dari tasnya. Keduanya turun menuju ke taman bunga tersebut. Gadis kecil yang tadi Jiwa lihat masih ada di sana. Jiwa melambaikan tangan dan tersenyum pada gadis itu yang dibalas senyuman juga oleh gadis itu. Ayah anak kecil itu yang melihat interaksi anaknya dan Jiwa terlihat tersenyum juga.

Mau minta tolong fotoin tapi gak enak. Takut merepotkan.

Terdengar suara jiwa dari Ayah anak itu.

"Mau saya fotoin, Pak?" Jiwa menawarkan diri kepada Ayah anak itu yang dengan cepat dibalas anggukan senang dari sang Ayah.

Setelah mengambil beberapa gambar Jiwa pamit untuk meninggalkan ayah dan anak itu. Sementara Raga menunggu sambil sibuk mengambil beberapa gambar bunga yang ada di sekitar taman itu.

 Sementara Raga menunggu sambil sibuk mengambil beberapa gambar bunga yang ada di sekitar taman itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Krek.

Raga memalingkan wajahnya memandang Jiwa. 

"Paparazi," kata Raga sambil mengambil handphone dari tangan Jiwa. "Bagus juga. Kirim ya," lanjut Raga.

Setelahnya Raga langsung meminta Jiwa mengambil posisi untuk berfoto. Tapi tiba-tiba anak yang tadi ia lihat menghampiri Jiwa dan Raga. Anak itu memberikan sebuah balon sebagai ucapan terima kasih pada Jiwa karena sudah memotretnya dengan sang ayah.

"For you. Thank you aunty," ucap anak kecil itu sambil menyodorkan balon kecil di tangannya.

"You are most welcome, beautiful," Jiwa mengusap rambut anak itu dan menerima balon yang diberikan.

UnconditionallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang