Diri

877 143 24
                                    

"The worst loneliness is to not be comfortable with yourself." 

Mark Twain

Sudah hari ke tiga sejak Jiwa dan Raga memutuskan untuk berteman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah hari ke tiga sejak Jiwa dan Raga memutuskan untuk berteman. Mereka bisa berbaur dengan mudah, selain karena jarak umur yang tidak terlalu jauh, hobby dan kesukaan mereka pun hampir sama. Siapa sangka Jiwa dan Raga bahkan menyukai club sepak bola Italia yang sama, Juventus yang tahun ini sedang ada diperforma terbaiknya.

Sore ini Jiwa dan Oma sibuk membuat kue dan juga bingkisan bersama karena besok akan diberikan ke salah satu rumah singgah yang ada di desa seberang. Sementara Raga sibuk di ruang tamu bermain PS seorang diri setelah sudah membantu lebih dulu. Sesekali teriakan Raga terdengar sampai ke dapur saat kalah dari lawannya yaitu sistem PS sendiri.

"Jiwa, ini handphone lo bunyi terus nih dari tadi ada panggilan masuk, angkat dulu mana tau penting," Raga menghampiri Jiwa yang sedang sibuk dengan adonan tepung di meja.

"Diemin aja Ga, tolong taro di meja aja paling orang iseng," ucap Jiwa sambil kembali sibuk dengan adonannya.

"Tapi ini kayanya panggilan grup kok, ada namanya tuh BFF love. Gue bantuin angkatin nih mana tau penting udah 3 kali call soalnya, temen-temen lo kayanya," Raga memberi tawaran.

Jiwa tidak menggubris ucapan Raga, seolah tidak mendengarnya dan sibuk dengan adonan di tangannya. Saat mata Oma dan Raga bertemu, Oma memberi kode lewat gelengan kepala yang menandakan agar Raga tidak perlu memaksa Jiwa yang tidak mau menerima panggilan di handphone-nya.

Keesokan harinya setelah semua persiapan selesai, Jiwa, Raga dan Oma memasukan dus berisi kue dan bingkisan ke mobil dan bergegas menuju ke rumah singgah Dream yang letaknya bisa ditempuh satu jam perjalanan dengan menggunakan mobil. Rumah singgah Dream adalah tempat yang menampung anak-anak berkebutuhan khusus dari berbagai desa. Dua bulan sekali Oma Marie menyempatkan waktu untuk datang berkunjung jika kondisi kesehatannya memungkinkan.

Kedatangan Oma disambut hangat oleh orang-orang di rumah singgah Dream. Kepala rumah tangga rumah singgah segera menghampiri Oma dan berkenalan dengan Jiwa dan Raga. Ini pun merupakan kali pertama bagi keduanya untuk berkunjung.

"Ibu Angeline, kenalkan ini cucu saya Raga dan Jiwa," Oma menunjuk ke arah Jiwa dan Raga secara bergantian.

"Wah namanya bagus ya, Jiwa dan Raga. Halo saya Angeline, yang mengurus rumah singgah ini," Ibu Angeline tersenyum sambil menjabat tangan Jiwa dan Raga bergantian.

Sepanjang kunjungan Oma duduk di ruang bermain memperhatikan beberapa anak yang sedang sibuk dengan mainannya. Jiwa yang baru saja selesai bermain dengan beberapa anak perempuan duduk menemani Oma. Mata keduanya memperhatikan Raga yang masih saja asik dengan beberapa anak di sudut ruangan.

Jiwa memperhatikan lekat-lekat beberapa anak yang sedang bermain. Secara fisik mereka berbeda dari kebanyakan orang. Dengan kemampuan Jiwa mendengar suara hati dari anak-anak tersebut, Jiwa merasa kehangatan dari setiap suara yang didengarnya. Mereka bahagia, anak-anak itu bahagia. Walau pun mereka tidak seperti kebanyakan anak, tapi mereka luar biasa. Mereka bisa melalukan apa yang tidak bisa dilakukan orang kebanyakan.

UnconditionallyWhere stories live. Discover now