I like me better

767 143 49
                                    

Tuhan selalu punya cara untuk membantu kita menemukan jalan yang terbaik untuk kita. Mematahkan hati kita pun bisa jadi salah satu caranya.

***

"Ga, sorry banget ya jadi ngerepotin?" Jiwa sibuk memastikan adik-adik sepupunya aman di kursi belakang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ga, sorry banget ya jadi ngerepotin?" Jiwa sibuk memastikan adik-adik sepupunya aman di kursi belakang.

"Gapapa, lucu banget mereka tuh, siapa yang bisa nolak," ucap Raga sambil tersenyum memandang Kama dan Kalila di kursi belakang.

Saat di bridal tadi salah satu kerabat Jiwa, Tante Laura datang bersama anak kembarnya tanpa suster yang biasa menjaga karena sedang sakit. Akhirnya Tante Laura menitipkan si kembar kepada Jiwa, Naya dan Raga yang kebetulan ada di situ untuk sementara. Tapi saat diajak pergi bersama ke gereja si kembar justru mau ikut bersama Jiwa, Naya dan Raga.

Akhirnya Kama dan Kalila pergi ke gereja bersama Jiwa dan Raga. Sementara Naya yang diajak pergi bersama enggan ikut karena masih merasa canggung dengan Raga. Keduanya kini berada di mobil bersama dengan Kama dan Kalila.

Setelah terdiam beberapa menit Jiwa membuka pembicaraan.

"By the way, gak ada yang mau lo jelasin ke gue?" Jiwa melirik ke arah Raga.

"Ada apa ya?" Raga berpura-pura tidak tau.

"Itu sayang," ucap Jiwa menggerutu.

"Iya kenapa sayang?" Raga kembali menggoda Jiwa.

"Raga, gue gebuk ya?" tangannya sudah bersiap mendarat di tangan Raga tapi Raga lebih cepat menahannya.

"Ada anak kecil, harus kasih contoh yang baik dong Jiwa."

Raga mengembalikan tangan Jiwa ke posisi awalnya. Mengacak rambut Jiwa lembut dan dengan cepat melepaskan sentuhan mereka agar Jiwa tidak bisa mendengar suara hatinya.

"Pertama, gue mau minta maaf soal omongan gue kemarin," ucap Raga.

"Ya emang udah seharusnya sih lo minta maaf," Jiwa langsung memotong.

"Sabar dulu, gue selesaiin dulu," Raga protes lembut sambil sesekali menoleh ke belakang memantau si kembar.

"Maaf ya, kemarin itu gue kaget tiba-tiba ketemu sama Naya. Gitulah, wisata masa lalu. Tapi gue cuma kaget gak ada intensi buruk nyakitin lo sama perkataan gue serius, gue juga udah move on." Raga mencoba menjelaskan situasinya.

"Halah, masa?" Jiwa meledek sambil tertawa kecil. "Terus sayang sayang tadi itu apa?"

"Ya katanya kita pacaran, wajar dong gue panggil sayang?" Raga mengangkat alisnya.

"Beneran minta digebuk."

"Ih galak banget deh. Ji, selama ketemu sama Naya, kita pacaran ya. Biar Nayanya juga ga ngerasa bersalah karena kejadian dulu," ucap Raga.

UnconditionallyWhere stories live. Discover now