Laksana Surgaku

779 109 58
                                    

Sungguh ku tak berdaya, jika harus tanpamuMenghabiskan waktuku, jelajahi dunia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sungguh ku tak berdaya, jika harus tanpamu
Menghabiskan waktuku, jelajahi dunia

-Khrisna Balagita-

---

Keduanya kini berdiri berhadapan. Raga memotret sempurna wajah cantik Jiwa dengan matanya yang saat ini berdiri di hadapannya. Rambut Jiwa yang tertiup angin dirapikan oleh Raga, diselipkan ke sela-sela telinga agar tidak menutupi wajah Jiwa. Di bawanya Jiwa ke dalam pelukannya selama beberapa menit kemudian pelukan itu direnggangkan. Wajah mungil Jiwa diusap lembut oleh tangan Raga, pemuda itu membawa wajah Jiwa mendekat ke wajahnya hingga jarak terkikis semua. Sambil tersenyum Raga menyentuh bibir Jiwa dengan kepunyaannya tapi semuanya itu buyar saat Gio datang dan membangunkan Raga dari mimpinya.

"Bangun woi udah jam berapa nih, yang lain udah pada sarapan," Gio membangunkan Raga dari mimpinya yang hampir indah sempurna itu.

Cuma mimpi. Batin Raga. Lamunannya kembali membawanya kepada kejadian semalam bagaimana ia menyatakan perasaannya pada Jiwa. Raga menarik nafas panjang dan menghembuskannya sambil masih dalam posisi duduk di kasurnya.

"Kenapa sih gak bersemangat banget lu kaya abis ditolak cintanya," ucap Gio.

Raga mengangkat kedua pundaknya dan menyuruh Gio keluar karena dia akan segera turun. Berselang beberapa menit Raga turun didapatinya Oma dan teman-temannya sedang duduk di halaman depan sementara ada gadis yang sedang sibuk mencuci piring di sudut dapur.

Seperti terganggu dengan rambut panjangnya yang terus menerus terjatuh, Jiwa yang sedang mencuci piring berkali-kali mengatur rambutnya dengan punggung tangan. Raga berjalan mendekat ke arah Jiwa setelah sebelumnya ia sudah mengambil sebuah karet gelang yang tergeletak di meja makan. Diambil rambut Jiwa yang terurai dan disatukan kemudian diikat, agak berantakan karena tidak biasa tapi itu cukup membantu. Jiwa yang sempat terkejut kemudian membiarkan Raga menolongnya karena memang sangat sulit mengatur rambutnya.

"Makasih ya," ucap Jiwa singkat karena merasa canggung dengan kejadian semalam.

"Kok yang lain ga bantuin?" tanya Raga.

"Kata Jiwa tamu gak boleh capek Ka, jadinya kita gak dikasih ijin buat bantuin," Gigi tiba-tiba muncul seolah menyelamatkan situasi yang awkward itu.

Setelah Gigi datang Raga mengambil piring dan duduk untuk sarapan sendiri di sana sementara Jiwa masih melanjutkan aktivitas mencuci piringnya tapi kini dibantu Gigi.

"Hari ini schedule kita kemana ka?" tanya Gigi pada Raga yang duduk tepat di belakang tempatnya berdiri.

"Eh gak tau, coba tanya yang lain mau kemana," ucap Raga saat mulutnya kosong.

UnconditionallyWhere stories live. Discover now