Satu-satu

615 81 8
                                    

Aku sudah tak marah, walau masih teringat
Semua yang terjadi kemarin, jadikan aku yang hari ini

Aku sudah tak benci, walau nyatanya merugi
Terdengar tidaknya kata maaf, dada lapang terima semua

-idgitaf-

"Korbannya gapapa, Pa?" tanya Raga saat bertemu dengan ayahnya di lobby rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Korbannya gapapa, Pa?" tanya Raga saat bertemu dengan ayahnya di lobby rumah sakit.

"Kok kamu malah tanya korbannya bukan tanyain kondisi Liam?" bukan menjawab Ronald justru balik bertanya.

"Ya kalau dia mah Raga yakin paling memar dikit aja, masalahnya korbannya ini," jelas Raga.

Jiwa hanya diam membaca situasi sambil mendengarkan obrolan ayah dan anak itu karena sepanjang perjalanan Raga hanya memberi informasi kalau Liam masuk rumah sakit karena berkelahi di parkiran mall. Tidak berapa lama setelah percakapan itu berlangsung Liam keluar dari ruang periksa. Raga yang sudah menduga keadaan saudaranya itu datang menghampiri.

"Berapa kali?" tanya Raga.

"Dua kali aja," jawab Liam.

"Gila. Lo pake tenaga dalam? Langsung K.O?" tanya Raga antusias.

Liam menganggkat bahu dan alisnya seolah berbangga diri karena hanya dengan dua kali pukulan lawan berkelahinya langsung K.O. Liam adalah tipekal orang yang paling jarang marah tapi jangan pernah sekali pun memancing emosi Liam dengan bertindak seenaknya pada orang tua, anak-anak atau wanita. Bagi Liam, tidak ada ampun untuk orang yang tidak bisa menghargai atau melukai ketiga mahluk Tuhan yang harus dilindungi itu.

Sesuai prediksi Raga, Liam hanya memar sedikit saja karena awalnya ia tidak mau berkelahi tapi lawannya menyulut emosi Liam. Akhirnya dengan dua pukulan saja sang lawan langsung terjatuh. Terpaksa Liam membawa ke rumah sakit karena kasihan. Sebagai informasi tambahan Liam pemegang sabuk hitam taekwondo dan juga aktif dalam latihan boxing akhir-akhir ini. Raga tidak menyangka jika Liam sudah semahir ini sekarang.

Lima menit berselang sejak Liam keluar, Gigi keluar dari ruang periksa. Tangan Gigi luka-luka dan ada bekas cakaran di wajahnya. Jiwa yang melihat Gigi segera menghampiri dengan perasaan cemas.

"Gi, kamu gapapa?" pertanyaan Jiwa terlalu basa-basi tapi jujur saja gadis itu tidak tahu harus berkata apa.

Gigi hanya tersenyum dan berusaha meyakinkan semua orang di situ kalau dirinya baik-baik saja. Tapi Gigi tidak bisa berbohong pada Jiwa. Terdengar jelas di telinga Jiwa bahwa Gigi merasa takut dan masih belum bisa menyangka bahwa dia menjadi korban kekerasan. Dengan segera Jiwa memeluk Gigi sekedar memberikan rasa aman pada Gigi.

"Liam, ceritain kronologisnya sebentar lagi Om Bernard datang biar nanti dia yang urus semuanya," ucap Ronald pada Liam. Bernard adalah pengacara keluarga mereka.

UnconditionallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang