Si Lemah

751 138 27
                                    

Hai kau, si lemah dalam cermin mari beradu mata

Dan mulai bicara tentang pijar resah yang menyala

Benarkah ini yang kau ingin?

Pura-pura sempurna kelabui celah demi aman, nyamanmu tersia

Satu sekolah tahu, Raga dan Naya adalah sahabat baik tidak perlu diragukan lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Satu sekolah tahu, Raga dan Naya adalah sahabat baik tidak perlu diragukan lagi. Keduanya tidak sengaja dipertemukan karena sama-sama terlambat di hari pertama sekolah. Sejak saat itu mereka berteman baik.

Dimana ada Raga pasti di sana juga ada Naya, begitu pun sebaliknya. Entah ini rencana semesta atau kebetulan belaka, sejak awal sampai kelulusan, mereka ada di kelas yang sama.

Tapi semuanya berubah jadi berjarak saat memasuki bangku kuliah. Di paruh semester ke empat, Raga menyatakan perasaannya pada Naya. Sebelum keberangkatannya menyelesaikan kuliah di Australia untuk double degree-nya, Raga ingin memastikan hubungannya dengan Naya. Tapi Naya menolak.

"Ga, kamu kan tau, aku gak mau kita jadian. Kalau nanti putus pasti kita gak akan baik-baik aja. Entah aku atau kamu pasti beda. Aku gak mau begitu. Aku gak mau kehilangan pacar dan sahabat di waktu yang bersamaan," Naya mencoba meyakinkan Raga alasannya menolak perasaan Raga.

"Oke. Mulai sekarang kita ga usah sahabatan lagi. Bisakan? Sekarang kan udah ada Gio, bisa jadi sahabat kita juga." ujar Raga tak mau kalah.

"Ga, jangan gitu. Aku beneran gak mau kaya gitu. Kamu ngertiin posisi aku juga dong," Naya tidak menyerah membujuk Raga.

"Dari SMA Nay, aku udah ngertiin kamu. Nay untuk kali ini aku mau egois. Aku juga mau dingertiin. Aku gak bisa sahabatan terus sama kamu. Kalau kamu gak mau, aku akan pergi dan fix my own feeling," itu adalah ucapan Raga yang terakhir satu tahun lalu sebelum akhirnya Raga berangkat ke Australia.

***

Hari ini adalah pertemuan pertama Raga, Naya dan Gio setelah satu tahun Raga pergi dan tidak ada kabar. Dia seperti benar-benar menghilang. Kaget, jelas. Terlebih Naya. Rasanya seperti mimpi melihat sahabat yang juga cinta pertamanya itu ada di hadapannya. Tapi keadaannya jelas berbeda sekarang. Raga sudah ada pemiliknya. Jiwa, adik sepupu Naya.

Sepanjang perjalanan mengantar Jiwa pulang Raga hanya diam tanpa suara di mobil. Jiwa juga tidak bisa membaca apa yang terjadi pada Raga saat ini. Super power-nya tidak berlaku untuk Raga.

"Ka Naya itu mantan lo ya, Ga?" ucap Jiwa memberanikan diri.

"Gue rasa kita ga sedeket itu deh Ji buat ngebahas ini," Raga menjawab agak ketus.

"Sorry ya Ga. Tapi gue gak sengaja denger suara hatinya Ka Naya tadi dan dia bilang..." belum sempat Jiwa menyelesaikan ucapnnya Raga menepikan mobil.

"Jiwa, gue gak tau apa lo jadi se-clueless itu untuk baca situasi kalau super power lo itu ga berfungsi. Tapi harusnya lo tau dong gue lagi ga mau bahas itu. Dan bilang kalau kita ini pacaran? Lo ga ngerti ucapan gue tadi, gue cuma minta tolong buat segera pergi dari situ, lo malah ngelantur ga jelas," entah apa yang ada di pikiran Raga sampai ucapannya begitu menyakitkan terdengar di telinga Jiwa.

UnconditionallyWhere stories live. Discover now