the man who can't be moved

550 82 29
                                    


"I know it makes no sense but what else can I do?And how can I move on when I'm still in love with you?"-The Script-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"I know it makes no sense but what else can I do?
And how can I move on when I'm still in love with you?"
-The Script-

***

Selama beberapa detik ke empat orang yang duduk berhadapan berdua-dua tersebut terdiam. Semuanya menerka-nerka situasi saat ini, kecuali Jiwa. Gadis itu bisa membaca seluruh pikiran Liam dan Dante tetapi tidak milik Raga. Masih saja, Raga merupakan pengecualian dalam hidup Jiwa. Sudah pergi sejauh dan selama ini saja Raga tetap mempunyai ruang sendiri dalam hati Jiwa.

Apa yang sebenarnya sedang direncanakan semesta pada kisah Jiwa dan Raga. Baru saja Jiwa memberikan kesempatan pada Dante untuk memikirkan kelanjutan hubungan mereka, Raga muncul tanpa aba-aba. Pria yang duduk di hadapan Jiwa saat ini seperti memiliki magnet yang membuat Jiwa selalu ingin menoleh ke arahnya. Hal itu tidak hanya dialami oleh Jiwa, Raga pun mengalami hal yang sama. Kurang lebih dua tahun ke duanya tidak bertemu pasti ada keinginan melepas rindu.

"Kamu mau pesen apa?" Dante memecahkan keheningan.

"Aku mau cobain menu baru di sini deh Ka katanya enak," jawab Jiwa sambil membolak balik buku menu. "Ini," Jiwa menunjuk sambil menyebutkan nama makanannya.

"Kalian sering ke sini?" Liam coba berbaur.

"Iya bro, Jiwa suka banget makanan di sini," jawab Dante.

"Ji," panggil Raga yang secara sponton membuat Jiwa menoleh. "Yakin mau pesen menu itu?" lanjut Raga.

"Emang kenapa, Ga?" tanya Dante.

"Bawang," jawab Raga singkat yang membuat Jiwa langsung memeriksa buku menu.

Ternyata makanan yang dipesan Jiwa mengandung banyak bawang sudah jelas ia tidak akan menyukainya. Jiwa segera mengganti menu yang dipesan tanpa menyadari bahwa Dante memperhatikannya sejak tadi. Hanya butuh waktu singkat bagi Dante untuk menyadari ada sesuatu antara Jiwa dan Raga. Apalagi secara kasual Raga memanggil Jiwa dengan "Ji", panggilan yang bahkan Dante saja tidak diijinkan memakainya.

"Jiwa, kamu belum pernah cerita ke aku, kenapa nama samaran kamu Allegra, itu kan namanya Raga tau," Dante hanya ingin memastikan apa yang ada di pikirannya. Tapi Dante tidak tahu kalau Jiwa sudah membaca semuanya.

"Random aja Ka, yang pertama terlintas di pikiran aku," jawab Jiwa mencoba terlihat santai.

Jiwa pasti udah siapin semua jawaban yang Dante mau tanyain, batin Raga.

"Berarti Raga yang terlintas di pikiran kamu ya?" celotehan Liam membuat Jiwa kesal karena saat sedang sibuk dengan pikiran Dante, Jiwa melupakan Liam yang siap menyerangnya dengan berbagai kalimat ajaib.

"Iam apaan sih," Raga mencoba menghentikan Liam agar tidak terlalu jauh bercanda.

"Becanda ya. Lagian udah lama gak ketemu jangan tegang-tegang ah," Liam mencoba mencairkan suasana.

UnconditionallyWhere stories live. Discover now