When I was your man

536 83 17
                                    

My pride, my ego, my needs, and my selfish ways

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

My pride, my ego, my needs, and my selfish ways.
Caused a good strong woman like you to walk out of my life

-Bruno Mars-

Katanya perempuan akan lebih sedih dan terluka saat awal hubungannya berakhir tapi setelah itu mereka bisa lebih cepat bangkit. Berbeda dengan pria, yang tampak kuat seperti tidak terjadi apa-apa tapi setelahnya mereka jauh lebih hancur. Mungkin itulah gambaran keadaan Jiwa dan Raga saat ini.

Di tempat yang baru Jiwa hanya butuh waktu dua bulan untuk beradaptasi walau sebenarnya dia belum benar-benar melupakan Raga. Tapi setidaknya ia sudah tidak lagi meratapi kandasnya hubungan cintanya dengan Raga.

Berbeda dengan Raga yang sepertinya masih dirundung rasa bersalah pada Jiwa padahal ini sudah hampir mau setahun Jiwa pergi. Pagi hingga malam Raga sibuk menghabiskan waktunya di kantor, ya walau sekarang Raga dan Liam berencana untuk membuat anak perusahaan baru di bidang musik. Hal itu juga cukup membantu Raga menyibukan diri dengan banyak pekerjaan dan meeting. Bahkan saat diajak keluar oleh Liam dan Gio, Raga selalu menolak dengan berbagai alasan.

Tapi entah apa yang terjadi hari itu, setelah pulang dari kantor Raga mampir ke sebuah club lebih dulu. 

"Ka Liam, ini Ka Raga ada di X3 club, udah tipsi berat kayanya ka, bisa jemput gak?" suara Gigi terdengar berteriak untuk mengimbangi musik di club tersebut.

"Raga? Bisa Gi, tungguin dulu ya. Ini langsung jalan," jawab Liam segera bergegas menuju club yang disebutkan Gigi.

Liam langsung menyalakan mobil yang terparkir di garasi tanpa pamit lebih dulu ke Ronald dan Clara. Setibanya di lokasi Liam mendapati Raga yang berusaha untuk meneguk segelas minuman lagi tapi dihalangi oleh Gigi. Liam segera merebut gelas tersebut dari tangan Raga dan meminumnya sampai habis.

"Udah lama dia di sini Gi?" tanya Liam sambil masih berdiri.

"Tadi pas aku dateng Ka Raga udah ada di sini juga," jawab Gigi.

"Ayo pulang, bisa-bisanya besok pagi ada meeting penting lo malah begini, nyusahin," teriak Liam pada Raga sambil berusaha membopongnya dibantu oleh Gigi.

Liam mendudukan Raga di kursi belakang dan membiarkan Raga sendirian di situ.

"Kamu pulang sama siapa?" tanya Liam sebelum pamit pada Gigi.

"Bareng temenku, kamu anterin Raga aja," jawab Gigi.

"Kabarin aku ya," Liam menutup pembicaraan dan disambut anggukan oleh Gigi.

UnconditionallyWhere stories live. Discover now