Can't take my eyes off you

575 81 11
                                    

You're just too good to be true, I can't take my eyes off you

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

You're just too good to be true, I can't take my eyes off you

You'd be like heaven to touch, I wanna hold you so much

***

"Biasa aja dong ngeliatinnya," tangan Jiwa menyapu seluruh wajah Raga yang sejak tiba di toko kue tak berhenti memandangnya yang sedang memilih cake untuk merayakan ulang tahun pernikahan orang tuanya.

"Kamu tuh sadar gak sih kalau akhir-akhir ini makin cantik?" bukannya berhenti tapi Raga justru semakin lekat memandang wajah mungil Jiwa.

"Sssst," Jiwa berdesis tanda kesal.

"Coba tanya sama mas-nya. Cantik kan Mas pacar saya?" Raga mencoba mengajak bicara penjaga toko kue yang sejak tadi membantu mereka.

Sambil tersenyum memandang keduanya penjaga toko hanya tersenyum dan mengangguk.

Buk. Sebuah pukulan mendarat di lengan Raga. Sudah biasa, ini tidak seberapa dibanding dengan tidak bisa melihat Jiwa selamanya.

"Saya ambil yang ini aja ya Mas, ukuran yang paling besar. Tulisan di kuenya ini," Jiwa menyerahkan sebuah kertas kecil kepada penjaga toko tersebut.

Saat ingin memberikan kartu debit untuk membayar tangan Jiwa dihalangi oleh Raga. "Ini aja, aku mau kasih buat mertuaku," Raga memberikan black card miliknya.

"Masih calon mertua, restu aja belum dapet. Hahaha," Jiwa tertawa meledek dan mengembalikan kartu milik Raga. "Yang ini biar aku aja yang bayar," Jiwa kembali menyodorkan kartunya.

Saat terakhir kali Raga dan Jiwa tertangkap basah berpelukan di depan kedua orang tua mereka, pasangan kekasih ini memutuskan untuk tidak terang-terangan saat berpacaran. Jia tiba-tiba menentang hubungan keduanya. Bukan tanpa sebab, cara Raga meninggalkan Jiwa beberapa tahun lalu cukup melukai perasaan Jia sebagai seorang Ibu. Jia tidak terima putrinya harus berjuang untuk move on dengan susah payah dari Raga. Walau pun Warren sudah berusaha menjelaskan alasan Raga meninggalkan Jiwa.

Minggu depan Jiwa akan kembali ke Swiss dan Raga belum berhasil juga mendapatkan restu dari Jia. Bukan Raga namanya kalau langsung menyerah dengan berbagai macam cara pria itu bertekad untuk mendapatkan restu calon ibu mertuanya sebelum Jiwa kembali ke Swiss. Salah satu ide Raga adalah mengadakan private party untuk merayakan ulang tahun pernikahan Jia dan Warren. 

Mulai dari memesan restaurant, menyiapkan dekorasi dan mengundang beberapa kerabat dekat untuk merayakan bersama dilakukan oleh Raga. Di tengah kesibukannya mengurus perusahaan Raga masih sempat mengatur semuanya dibantu oleh EO yang dipesan khusus untuk mengatur semuanya.

UnconditionallyWhere stories live. Discover now