Part 3: I Want Her [Revised]

15.2K 312 5
                                    

Mimpi semalam bagaikan momok yang tak mau berhenti berputar-putar di dalam kepala Bara. Ia seakan selalu diingatkan bahwa semalam hampir saja dirinya hampir melakukan adegan erotis dengan sekretarisnya.

Rasanya seperti nyata dan Bara sama sekali tidak keberatan dengan hal itu. Tapi sayangnya hanya bunga tidur saja. Itulah yang sekarang membuat pria yang biasanya gallant ini terlihat gelisah dan frustrasi. Satu lagi penyebabnya menjadi uring-uringan sejak pagi adalah kalau saja ia bangun barang sedetik lebih lambat, setidaknya ujung lidahnya bisa menyentuh puting susunya Mae!

Bara bangun pagi dengan keadaan yang mengenaskan. Miliknya tidak bisa diajak berkompromi meski sudah mengguyur badannya yang besar dan kekar itu dengan air dingin selama dua puluh menit tanpa henti. Ditambah dengan saat sarapan, lagi-lagi ia kembali terangsang karena mengingat apa yang Mae pakai semalam di dalam mimpinya. Gaun sialan! Ia mengerang tak berkesudahan, mendesiskan umpatan berkali-kali dan berusaha untuk membayangkan hal-hal yang biasanya membuatnya bisa kembali mengendalikan diri. Tapi selalu gagal. Ini aneh. Karena seorang Bara Wajendra, meskipun dijuluki laki-laki bejat oleh banyak orang dengan jam terbang yang tak kalah dengan pilot senior sekalipun, ia harusnya mampu mengendalikan hawa nafsunya. Seharusnya. Tapi tidak kali ini.

Lagipula, aneh sekali kenapa tiba-tiba mimpi basahnya muncul bersama dengan orang yang tidak pernah ia pikirkan ketika sedang berpikiran kotor! Bara tidak pernah menganggap Mae seperti itu. Bisa dibilang mungkin Maesaroh adalah satu-satunya gadis yang ia jaga di zona aman hidupnya karena ia membutuhkan Mae sebagai sekretarisnya. Ditambah anggapannya kepada Mae selama ini juga membuat gadis itu off limit karena menemukan orang lain yang berkemampuan seperti Mae itu sangat sulit. Jadi memang sejak awal Bara membuat aturan pada dirinya sendiri bahwa Maesaroh adalah pengecualian.

Well, until now apparently. Kekehnya dalam hati.

Baiklah! Bara juga laki-laki tulen yang tidak akan pernah menyangkal bahwa dirinya lebih banyak memikirkan tentang seks dan bercumbu dengan wanita jika tidak disibukkan dengan pekerjaan. Ia akan berubah menjadi seorang pebisnis sejati jika sudah berhubungan dengan pekerjaannya, tapi di luar itu, Bara juga seorang playboy ulung yang tidak segan ataupun malu untuk meminta seorang wanita yang baru ia kenal di klub untuk menemani malam-malamnya. Ia menjanjikan gairah dan sentuhan-sentuhan tak terlupakan seumur hidup yang dijamin akan membuat wanitanya puas. Bara tidak pernah menahan diri jika sudah berurusan dengan gairah. Ia selalu all out.

Tapi Maesaroh... gadis itu terlihat sangat seksi sekali... sialan!

Payudaranya yang ranum itu bahkan udah ada di genggaman gue. Sialan!!

Padahal hampir saja gue bisa nenen juga meski cuma mimpi! Sialannn!! Sesalnya tak berkesudahan.

Bara merasakan sedikit ada yang berbeda dengan dirinya pagi itu. Ia ingin cepat-cepat berangkat ke kantor. Untuk apa, ia sendiri pun tidak paham sebenarnya.

Mimpinya semalam benar-benar membuatnya jadi agak irasional dan mana mungkin kan mimpi jadi kenyataan? Tapi tanpa malu ia akui, memang Bara ingin sekali segera merasakan reaksi seperti apa yang akan ia rasakan ketika melihat sekretarisnya langsung.

Bara keluar dari lift khusus direktur dan CEO dan berjalan menuju ruangannya. Rahangnya mengetat dan telapak tangannya terasa kebas tiba-tiba. Jantungnya juga agak aneh karena rasanya seakan bersiap-siap untuk lari dari rongga dadanya. Jalannya juga jadi pelan-pelan dan ternyata membuat seseorang yang berjalan di belakangnya jengkel.

"Jalannya agak cepet dikit nggak bisa, Pak?" Sembur Mae dari belakang.

Sontak saja Bara terkesiap dan kalau saja jantungnya itu punya kaki, sudah lari tunggang langgang saking kagetnya.

Bara & Mae [COMPLETED]Where stories live. Discover now